Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Blue Nelson, Danau dengan Air Paling Jernih di Dunia 

potret danau Blue Nelson (pixabay.com/davidhollis)

New Zealand menjadi negara yang disebut-sebut sebagai surga dunia. Keindahan alam Negeri Kiwi tersebut telah lama dikagumi orang-orang dari berbagai belahan dunia.

Tidak hanya memiliki pemandangan yang indah, kondisi alam negara tersebut masih sangat terjaga dan jauh dari polusi. Udara yang bersih dan air yang jernih menjadi salah satu indikator kebersihan dan kemurnian suatu daerah dan Blue Nelson memiliki keduanya.

Danau yang terletak di bagian utara pulau selatan New Zealand ini memegang title sebagai danau paling jernih di dunia. Apa saja saja fakta menarik danau ini? Simak daftar berikut.

1.Blue Nelson bukanlah nama asli danau

potret danau Blue Nelson (silverfernholidays.com)

Danau yang terletak di daerah Tasma, pulau selatan New Zealand ini memiliki nama asli danau Rotomairewhenua. Rotomairewhenua, dalam bahasa Māori berarti tanah air damai. Danau ini terletak di tengah-tengah taman nasional New Zealand yaitu Taman Nasional Nelson.

Danau ini merupakan danau air tawar. Air yang sangat jernih membuat air danau terlihat berwarna biru cerah dan sedikit berwarna hijau karena tanaman yang tumbuh di dalamnya. Oleh karena warna dan letaknya, orang-orang menyebut danau ini sebagai Danau Blue Nelson.

 

 

2. Dianggap suci oleh penduduk setempat

potret tampak danau Blue Nelson dari atas (https://commons.wikimedia.org/User: Squashem)

Danau yang berbentuk seperti bumerang ini sangat jernih dan tidak terkontaminasi oleh polutan apapun. Hal ini dapat dikarenakan letak danau yang ada di daerah suku Ngāti Apa ki te Rā Tō. Suku tersebut menganggap danau ini suci dan sakral sehingga mereka yang sangat menjaga kelestarian danau ini. 

Dulunya danau ini digunakan pada upacara-upacara adat. Air danau digunakan untuk membersihkan tulang-tulang dan dipercaya melepaskan roh orang yang mati agar mereka dapat memulai perjalanan ke tempat suci yang disebut Hawaiki.

Hanya laki-laki yang menggunakan air danau tersebut, sementara wanita akan menggunakan danau lain yang ada di dekat Blue Nelson.

 

 

3. Kejernihan terlihat jelas hingga kedalaman 80 meter

potret danau Blue Nelson, foto oleh Jack Austin (nelsontasman.nz)

Pada tahun 201, New Zealand’s National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA) melakukan sebuah penelitian ilmiah terhadap danau Blue Nelson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air danau Blue Nelson adalah air tawar alami paling jernih yang pernah diketahui manusia. 

Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kejernihan air membuat kedalaman danau terlihat jelas hingga kedalaman 80 meter atau sekitar 260 kaki. Hal ini juga berarti danau ini sangat jernih secara optik.

Sebelumnya, rekor air paling jernih diberikan pada mata air Te Waikoropupu, yang juga ada di New Zealand dengan kejernihan optik hingga 63 meter. 

 

4. Penyaringan alami membuat air menjadi jernih

potret kejernihan air danau Blue Nelson (twitter.com/jennasauers)

Kejernihan air yang hampir menyamai air suling membuat ilmuan tertarik untuk mempelajarinya. Air hujan dapat menyebabkan air danau menjadi keruh untuk sementara. Ajaibnya, setelah beberapa hari, air akan kembali jernih seperti awal.

Berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut membuat suhu air danau selalu dingin, berkisar antara 5 -- 8 deracat Celcius.

Para ahli menduga bahwa air danau tersebut mengalami penyaringan alami di bawah tanah. Air danau Blue Nelson bersumber dari mata air, lalu kemudian tersaring dalam perjalanannya menuju danau.

Air mengalir dari sumber di pegunungan Alpen, lalu melewati jalur bawah tanah ke danau Constance sebelum, akhirnya memasuki Blue Nelson. Dengan kata lain, air mengalami dua kali penyaringan alami di dalam tanah.

 

 

 

5. Pengunjung tidak boleh masuk ke dalam air

potret danau Blue Nelson (pandotrip.com)

Karena danau tersebut adalah tempat suci bagi suku setempat, pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke danau. Departemen konservasi setempat melarang keras kegiatan seperti mandi, berenang, ataupun mencuci baju atau peralatan apapun di danau.

Pengunjung dapat menikmati keindahan danau dari pinggiran danau. Terdapat jalur trekking dan camping site di sekitar lokasi danau, dalam lokasi taman nasional Nelson.

Pengunjung biasanya mengambil jalur trekking dan menikmati keindahan danau sambil melepas lelah. Banyak pengunjung mengabadikan moment dirinya mengunjungi danau dengan berfoto di pinggi danau.

 

 

 

6. Butuh waktu 2 hari menuju danau

potret lokasi sekitar danau Blue Nelson (pixabay.com/davidhollis)

Karena letaknya jauh di tengah taman nasional, pengunjung harus menghabiskan waktu paling sedikit dua hari untuk bisa tiba di danau.

Ada beberapa cara mencapai danau, tergantung dari rute dan waktu yang diinginkan. Untuk dapat mencapai danau dan menyaksikan keindahannya dari dekat, ada jalur pendakian yang memakan waktu beberapa hari lamanya. Untuk jalan pintas, orang-orang dapat menyewa helikopter menuju danau.

Rute tercepat menggunakan fasilitas water taxi dari dermaga danau Rotoroa ke Sabine Hut. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan 5 jam berjalan kaki menuju Sabine Hut West, dan menginap di situ. Keesokan harinya, masih ada 3,5 jam perjalanan dengan berjalan kaki ke Blue Lake Hut.

Rute yang lebih panjang dimulai dari Danau Rotoiti lalu dilanjutkan ke Sirkuit Travers-Sabine. Rute sirkuit ini membentang sepanjang 80 km.

Walau perjalanan cukup panjang, rute ini secara fisik akan terasa lebih ringan dan pengunjung dapat berjalan sambil menikmati pemandangan pegunungan Alpen yang indah. Rute tersebut melewati lokasi indah seperti gunung Travers, air terjun Travers, sungai D’Urville dan sungai Sabine. Rute ini memakan waktu 4-7 hari, tergantung dari kondisi cuaca, sehingga ada kemungkinan perubahan rute dalam perjalanan.

Keindahan danau Blue Nelson membuat banyak orang mengunjunginya walau lokasi danau cukup tersembunyi serta memakan banyak waktu dan tenaga. Menikmati keindahan alam yang murni menjadi pilihan banyak orang untuk melepas kepenatan mereka. 

 

 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us