Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kelenteng Hian Thian Siang Tee di Jepara, Cantik Banget!

potret Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/huenii)

Apa yang terlintas dalam benakmu tentang Jepara? Salah satu kota di Pantai Utara Jawa ini terkenal dengan kerajinan ukirannya. Selain itu, keindahan alam berupa Kepulauan Karimun Jawa menjadi wisata alam andalannya.

Kota kelahiran R.A. Kartini punya sisi lain yang gak kalah menarik, yakni daerah pecinan dan tempat berdirinya salah satu kelenteng tertua di Indonesia. Kelenteng tersebut bernama Hian Thian Siang Tee yang akrab disebut Kelenteng Welahan. Sesuai dengan nama lainnya, kelenteng ini terletak di Jalan Pasar Welahan, Gang Pinggir Nomor 4, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Masih penasaran seperti apa Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara? Berikut ini beberapa fakta menarik yang patut kamu ketahui. Simak sampai selesai, ya!

1. Kelenteng Hian Thian Siang Tee berdiri sebelum abad ke-18

potret Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/erickghanie)

Kelenteng Hian Thian Siang Tee termasuk yang masih aktif digunakan untuk sembahyang oleh warga Tionghoa dan menjadi wisata religi. Sejarah berdirinya memang panjang, tapi seperti yang dikutip dari laman Humas Provinsi Jawa Tengah, belum ada bukti yang mendukung validitas berapa usia kelenteng. Di sisi lain, Sekretaris Yayasan Kelenteng Welahan, Suwoto, menjelaskan bahwa bangunan kelenteng ini sudah berdiri sebelum abad ke-18.

Adanya pusaka dari China yang pertama kali dibawa ke Indonesia menjadi alasan lain. Konon, pusaka itu dibawa oleh Tan Siang Boe, seorang ahli pengobatan yang datang ke Indonesia untuk menyusul saudaranya, Tan Siang Djie. Pusaka tersebut yang membuat masyarakat percaya bahwa Hian Thian Siang Tee masuk dalam daftar kelenteng tertua di Indonesia.

Sebelum semegah sekarang, Kelenteng Welahan awalnya seperti perumahan biasa. Seiring berkembangnya zaman dan bertambahnya umat, bangunan kelenteng pun mengalami perluasan dan perubahan. Layaknya kelenteng pada umumnya, Hian Thian Siang Tee didominasi warna merah dengan arsitektur khas China, seperti ornamen naga dan atapnya yang melengkung ke atas.

2. Sebagian besar bangunannya masih asli

potret sembahyang besar She Jit Paduka Yang Mulia Kongco Hian Thian Siang Tee di Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/xuantiandadi)

Kendati Kelenteng Hian Thian Siang Tee sudah berusia ratusan tahun, tapi masih berdiri kokoh. Sebagian besar bangunannya pun masih asli dan sama seperti pertama kali didirikan. Bangunan Kelenteng Dewa Langit ini didominasi oleh material kayu, seperti sebagian dinding, tiang, maupun atapnya.

Tentu kayu tersebut kini berusia lebih dari 100 tahun dan belum ada catatan dilakukannya pemugaran secara besar-besaran. Tidak sekadar menjaga bangunannya, tapi juga mempertahankan suasana tempo dulu. Termasuk menggunakan lampu teplok berbahan bakar minyak tanah untuk penerangan.

3. Tempat penyimpanan pusaka kuno

potret Kelenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/erickghanie)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kalau terdapat pusaka kuno di Kelenteng Welahan. Dilansir Kelenteng Hian Thian Siang Tee sebagai Simbol Harmoni Umat Beragama di Desa Welahan Jepara, Muhammad Ashim Abdul Jalil (2021), sejumlah pusaka kuno yang dibawa oleh Tan Siang Boe berupa sehelai sien tjiang (kertas halus bergambar Paduka Hian Thian Siang Tee), sebilah po kiam (pedang China), dan satu hip lauw (tempat abu). Pertama kali tiba di Welahan, pusaka tersebut disimpan di rumah keluarga Liem Tjoe Tien yang terleka di Gang Pinggir Welahan.

Kini, Kelenteng Hian Thian Siang Tee tidak hanya sebagai tempat ibadah maupun perayaan hari penting. Namun menjadi tempat penyimpanan koleksi benda pusaka, seperti pedang kuno, tempat abu, dan buku pengobatan tradisional. Sekitar 120 resep obat kuno dan 51 ramalan nasib masih kerap digunakan oleh pengunjung untuk mencari petunjuk. 

4. Simbol toleransi dan kerukunan antar umat beragama

potret Kirab Shaa Gwee di Klenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/kesenianhoohap_semarang)

Sudah menjadi hal lumrah kalau kelenteng menjadi tempat ibadah tiga pengikut aliran kepercayaan, yakni Konfusianisme, Taoisme, dan Budhisme. Demikian pula dengan Kelenteng Hian Thian Siang Tee di Jepara yang berdampingan dengan vihara di dalam areanya. Vihara tersebut dilengkapi dengan patung Buddha dan altar untuk Dewi Kwan Im.

Kerukunan antar umat beragama juga dapat dijumpai di lingkungan kelenteng, saat digelar acara tertentu. Ketika bulan Ramadan, yayasan kelenteng akan membagikan nasi bungkus ke masjid-masjid maupun musala di sekitarnya. Ada kalanya, kelenteng menjadi tuan rumah pengobatan gratis yang dapat diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Tersedia beberapa kamar di salah satu bagian kelenteng, dapat digunakan untuk menginap bagi pengunjung yang datang dari jauh. Tidak terbatas pada pengunjung yang ingin beribadah. Bahkan, pernah menjadi posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi sejumlah mahasiswa.

5. Pusat tradisi kirab budaya tahunan

potret Kirab Shaa Gwee di Klenteng Hian Thian Siang Tee, Jepara (instagram.com/kesenianhoohap_semarang)

Kelenteng Hian Thian Siang Tee tidak hanya ramai untuk perayaan Imlek maupun Cap Go Meh. Tempat ini memiliki acara khusus berupa kirab pusaka yang dilakukan setiap tahunnya. Masih ingat dengan pusaka yang disimpan di kelenteng ini?

Kirab pusaka ini dilakukan dalam rangka ulang tahun kelenteng yang jatuh pada bulan Imlek Sha-Gwe tanggal 3. Perayaannya tidak hanya sehari, tapi bisa sampai tiga minggu maupun lebih. Kirab ini berupa prosesi membawa pusaka dari Kelenteng Hian Thian Siang Tee keliling perkampungan dan berakhir di Kelenteng Hok Tik Bio.

Tidak hanya benda pusaka, tapi juga sejumlah patung dewa yang dihias dengan warna merah dan emas. Kemudian ditandu dan diarak dengan iring-iringan yang semarak. Kirab ini diikuti oleh masyarakat setempat maupun luar Jepara.

Sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab, bukan? Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang terletak di Jepara termasuk kelenteng tertua di Indonesia. Tidak sebatas menjadi tempat ibadah dan religi, tapi juga tempat penyimpanan pusaka bersejarah dan simbol kerukunan umat beragama di Welahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us