5 Perbedaan Busway Biru dan Orange, Bikin Gak Salah Jalan!

Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki sistem transportasi publik yang terus berkembang demi mengatasi kemacetan dan meningkatkan mobilitas warganya. Salah satu moda transportasi yang jadi andalan adalah Transjakarta, layanan bus yang sudah beroperasi sejak tahun 2004 dan masih terus mengalami inovasi hingga hari ini.
Di antara berbagai jenis armadanya, ada dua layanan utama yang paling sering dijumpai, yaitu busway biru dan busway orange. Banyak penumpang baru yang belum paham betul perbedaan busway biru dan orange, padahal informasi ini penting untuk menentukan rute dan jenis pelayanan yang paling sesuai. Supaya perjalanan kamu lebih nyaman dan efisien, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Sistem jalur operasi menentukan kecepatan dan ketepatan waktu

Busway warna biru dari Transjakarta beroperasi di jalur khusus yang mana dipisahkan dari kendaraan umum lainnya. Jalur khusus ini dirancang agar bus Transjakarta bisa melaju tanpa terjebak kemacetan yang sering terjadi di jalanan utama Jakarta. Karena jalur ini bebas hambatan, waktu tempuh bus biru cenderung lebih pasti dan jarang mengalami keterlambatan, cocok buat kamu yang harus sampai tepat waktu.
Sementara itu, busway orange tidak memiliki jalur khusus dan beroperasi di jalur umum seperti kendaraan pribadi atau angkutan kota lainnya. Akibatnya, bus orange lebih rawan terjebak macet, terutama saat jam sibuk. Meskipun begitu, bus orange bisa menjangkau area yang lebih fleksibel dan tidak dilalui jalur BRT, jadi tetap berguna tergantung kebutuhan kamu.
2. Fasilitas halte turut mempengaruhi kenyamanan pengguna

Penumpang bus warna biru harus masuk ke halte khusus sebelum naik ke dalam bus Transjakarta. Halte ini dirancang tertutup, memiliki sistem gate otomatis, dan berada di tengah jalan. Biasanya halte ini juga dilengkapi petugas serta papan informasi elektronik yang membantu pengguna mengetahui jadwal dan posisi bus secara real time. Sistem ini akan meminimalkan potensi penumpang menyeberang sembarangan dan mempercepat proses naik-turun penumpang busway.
Lain halnya dengan busway warna biru, busway warna orange Transjakarta justru tidak menggunakan halte khusus. Penumpang naik dari halte konvensional yang letaknya di pinggir jalan dan tidak memiliki sistem gate.
Meski terlihat lebih praktis karena dekat dengan trotoar, penggunaan halte biasa ini membuat pengalaman naik bus orange jadi terasa seperti naik angkot, karena sistemnya lebih sederhana dan kurang tertata.
3. Metode pembayaran menjadi pembeda yang sering luput diperhatikan

Pembayaran tiket untuk busway biru dilakukan sebelum penumpang masuk ke dalam bus. Setelah kamu masuk ke halte khusus, kamu harus menempelkan kartu elektronik seperti JakCard atau e-money di gate masuk. Sistem ini memastikan semua penumpang sudah membayar sebelum bus datang, sehingga waktu pemberangkatan bisa berlangsung lebih cepat dan tertib.
Berbeda dari itu, busway orange mengadopsi sistem pembayaran yang mirip angkot atau bus kota biasa. Penumpang busway akan naik terlebih dahulu, lalu menempelkan kartu elektronik di dalam bus Transjakarta ketika naik dan kembali menempelkan saat turun. Cara ini terkesan lebih fleksibel, tapi juga membuka kemungkinan terjadi keterlambatan saat penumpang banyak atau belum terbiasa dengan sistemnya.
4. Rute operasional memberi dampak pada jangkauan perjalananmu

Busway warna biru lebih banyak beroperasi di jalur utama serta terhubung langsung dengan koridor utama Transjakarta. Sistem ini dibangun agar masyarakat dari berbagai titik bisa terintegrasi ke pusat kota secara cepat dan efisien. Biasanya, bus biru melayani rute seperti Blok M – Kota, Kampung Melayu – Ancol, dan koridor besar lain yang jadi pusat pergerakan harian masyarakat urban.
Bus orange justru mengambil peran pelengkap yang sangat penting. Rutenya menyasar daerah-daerah yang belum terjangkau koridor utama, seperti perumahan padat, area industri kecil, dan jalan-jalan kecil di perbatasan kota.
Meskipun rute ini lebih panjang dan rawan macet, tapi fleksibilitasnya menjadi solusi bagi warga yang tinggal di luar jangkauan bus biru.
5. Kapasitas bus dan bentuk bodi juga berbeda signifikan

Bus biru cenderung lebih besar, panjang, dan bisa memuat lebih banyak penumpang karena dirancang untuk rute utama yang memiliki permintaan tinggi. Bentuknya menyerupai bus gandeng dan dilengkapi dengan sistem pintu otomatis yang sejajar dengan halte. Ketinggian lantainya pun disesuaikan dengan halte agar penumpang mudah masuk dan keluar tanpa harus melangkah tinggi.
Sementara itu, bus orange lebih mirip minibus atau bus sedang dengan kapasitas penumpang yang terbatas. Bentuknya dibuat lebih kecil agar bisa menyesuaikan dengan jalan-jalan sempit yang tidak bisa dilewati bus besar. Bus jenis ini juga tidak dilengkapi sistem hidrolik otomatis, jadi kamu perlu sedikit ekstra perhatian saat naik turun, terutama jika membawa barang atau bepergian bersama lansia.
Mengetahui perbedaan busway biru dan orange sangat penting supaya kamu gak salah pilih kendaraan saat berada di Jakarta. Kalau kamu paham perbedaan busway biru dan orange, perjalananmu bisa jadi lebih efisien, hemat waktu, dan tentunya lebih nyaman. Jangan sampai asal naik bus cuma karena warnanya sama, padahal jalur dan sistemnya sangat berbeda. Jadi, sebelum pergi, pastikan kamu tahu jenis layanan Transjakarta yang sesuai dan jangan sampai salah pilih warna busway, ya!