Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Boleh Mendaki Menggunakan Sandal Gunung? Ini Penjelasannya

ilustrasi mendaki gunung
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Darya Sannikova)

Mendaki gunung menjadi aktivitas yang cukup serius, karenanya perlu persiapan yang matang bukan hanya dari segi kesehatan fisik saja, tapi juga hal-hal lain seperti alas kaki yang dikenakan sebab akan sangat berpengaruh pada keselamatan dan kenyamanan.

Umumnya, para pendaki menggunakan sepatu yang kokoh dan tertutup. Namun, tidak sedikit orang penasaran apakah boleh mendaki menggunakan sandal gunung? Secara sandal ini memakai embel-embel “gunung” seolah khusus untuk mendaki gunung. Bagaimana faktanya? Temukan jawabannya lewat penjelasan di bawah ini, yuk.

1. Apa fungsi sandal gunung?

ilustrasi sandal gunung
ilustrasi sandal gunung (pexels.com/ Haley Black)

Berbeda dari sandal jepit biasa, sandal gunung memiliki desain dan bahan yang cenderung lebih kokoh sehingga menawarkan perlindungan dan ketahanan yang juga lebih baik.

Desainnya yang terbuka membantu kaki tetap sejuk dengan tali yang bisa disesuaikan untuk menjaga kaki tetap stabil. Bahkan beberapa diantaranya juga dilengkapi lapisan tahan air dan ideal digunakan di medan yang tidak rata.

Meski begitu, fungsi utama dari sandal gunung sebenarnya adalah untuk kegiatan pendakian ringan (trekking) dengan jalur yang pendek dan mudah serta kegiatan sehari-hari yang membantu melindungi telapak kaki dari cedera kecil atau tergelincir saat berjalan di jalan yang licin.

 

2. Apakah boleh mendaki menggunakan sandal gunung?

ilustrasi sandal gunung
ilustrasi sandal gunung (commons.wikimedia.org/Hysocc)

Walaupun memiliki berbagai keunggulan seperti ringan, membuat kaki lebih sejuk, hingga menghindari lecet; sandal gunung tidak disarankan untuk dipakai saat kegiatan mendaki gunung.

Dengan desain yang terbuka, kulit akan sangat beresiko untuk terkena sinar matahari, cuaca dingin, tamanan beracun dan gangguan hewan liar. Jika jalur pendakian cukup sulit, tali sandal juga bisa putus dan tidak bisa digunakan kembali.

Sandal gunung juga tidak memiliki pelindung untuk menopang pergelangan kaki, sehingga bisa menyebabkan keseleo atau salah pijakan, apalagi jika mendaki gunung di jalur berbatu atau turunan yang curam.

3. Rekomendasi alas kaki untuk mendaki gunung

ilustrasi sepatu hiking
ilustrasi sepatu hiking (pexels.com/Pixabay)

Lalu, alas kaki seperti apa yang cocok untuk mendaki gunung? Secara umum ada dua jenis alas kaki yang paling sering digunakan yakni boots hiking (hiking boots) dan sepatu hiking (hiking shoes).

Boots hiking cenderung kokoh dan kuat dipakai untuk perjalanan ribuan kilometer. Sepatu jenis ini sangat tahan lama, memberi perlindungan lebih dan umumnya juga tahan air. Sayangnya, memakai boots hiking untuk mendaki gunung terasa lebih berat dan panas karena kurang memiliki sirkulasi udara.

Sementara itu, untuk sepatu hiking terasa lebih nyaman dan ringan saat dipakai dibandingkan boots hiking. Ada sepatu hiking yang tahan air atau tidak, tapi umumnya sepatu ini memang dirancang cepat kering dan menyerap kelembapan.

4. Tips memilih alas kaki untuk mendaki gunung

ilustrasi sepatu hiking
ilustrasi sepatu hiking (pexels.com/Brandi Verkempinck)

Agar perjalanan mendaki gunung lebih aman dan nyaman, simak beberapa tips untuk memilih alas kaki mendaki gunung berikut ini.

  1. Pilih alas kaki yang sesuai dengan kebutuhanmu dan sesuaikan dengan jalur pendakian.

  2. Sesuaikan alas kaki dengan ukuran kaki agar pas di seluruh bagian, tidak terlalu ketat dan tetap memberi ruang untuk menggerakan jari-jari kaki

  3. Gunakan kaus kaki berbahan sintetis untuk perlindungan dan kenyamanan tambahan.

  4. Jika perlu, gunakan pelindung kaki tambahan yang bisa membantu mencegah pasir dan kerikit masuk ke dalam sepatu.

  5. Pertimbangkan merek yang dipakai agar mendapatkan alas kaki yang berkualitas.

Dengan berbagai resiko yang dapat terjadi, maka tidak disarankan untuk mendaki menggunakan sandal gunung. Apalagi sandal gunung juga tidak dirancang untuk melewati medan yang tajam dan sulit.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us