Hindari Bulan-bulan Ini kalau Ingin Liburan ke Bali!

Pulau Bali memang selalu menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Pulau Dewata ini menawarkan keindahan alam, seni dan budaya yang masih terjaga, hingga kuliner yang menggugah selera. Selain itu, iklim tropis dan matahari yang bersinar sepanjang tahun juga menjadi salah satu faktor yang membuat wisatawan memilih liburan di sini.
Banyak wisatawan menganggap bahwa Bali dapat dikunjungi setiap saat. Padahal, ada waktu-waktu tertentu yang membuat Bali jadi kurang seru untuk dijadikan sebagai destinasi liburan. Misalnya saat peak season atau musim liburan. Kemacetan akan terjadi di mana-mana dan banyak tempat wisata yang jadi lautan manusia.
Nah, supaya liburanmu jadi lebih nyaman maksimal dan menyenangkan, sebaiknya hindari bulan-bulan ini kalau mau liburan ke Bali, ya!
1. Musim hujan: November-Februari

Musim hujan di Bali biasanya dimulai pada bulan Oktober. Namun, di bulan tersebut curah hujannya masih cukup rendah dan hujan hanya sesekali turun. Masih aman kalau mau liburan pada Oktober.
Curah hujan akan naik pada November dan mencapai puncak tertingginya pada Desember hingga Januari. Pada bulan Februari hingga Maret, intensitasnya sudah mulai turun, tetapi cuaca masih tidak menentu.
Hal ini akan membuatmu kesulitan melakukan kegiatan di outdoor. Padahal, sebagian besar destinasi wisata di Bali berada di luar ruangan, seperti pantai, pura, hingga pertunjukan tari kecak. Kalau tetap pengin liburan di bulan-bulan tersebut, kamu bisa memilih aktivitas indoor, seperti jalan-jalan ke museum atau spa.
2. Peak season: Juli-Agustus dan Desember-Januari

Selain karena faktor musim hujan, Desember dan Januari juga merupakan peak season. Anak-anak sekolah biasanya liburan pada bulan-bulan tersebut, serta bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.
Peak season lainnya adalah bulan Juli dan Agustus. Selain musim liburan sekolah di Indonesia, di bulan-bulan tersebut Eropa dan beberapa kawasan di belahan bumi utara sedang musim panas. Wisatawan lokal dan internasional seakan menyerbu Bali dan ingin menghabiskan liburan di sana.
Saat peak season ini, harga tiket pesawat, hotel, dan berbagai aktivitas wisata melonjak tinggi. Kondisi di beberapa tempat di Bali juga jadi padat dan macet. Kalau begini, liburan jadi kurang seru, kan?
3. Perayaan hari besar keagamaan

Sebagai wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Bali punya banyak sekali upacara atau perayaan hari besar keagaamaan. Di antaranya seperti Hari Raya Nyepi, Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, hingga upacara Ngaben.
Saat Hari Raya Nyepi (biasanya bulan Maret atau April), seluruh tempat di Bali akan ditutup, termasuk bandara dan tempat-tempat wisata. Umat Hindu dilarang keluar rumah selama satu hari penuh. Begitu pula dengan wisatawan.
Mereka hanya diizinkan berada di hotel atau penginapan selama seharian. Meskipun bakal bisa jadi pengalaman unik, hal ini sebenarnya kurang ideal untuk liburan, terutama bagi kamu yang tidak suka berdiam diri, atau bahkan takut gelap.
Selain Nyepi, beberapa destinasi wisata dan fasilitas umum juga akan tutup saat Galungan dan Kuningan. Dua perayaan tersebut biasanya dilakukan setiap 210 hari sekali dalam penanggalan Hindu Bali. Kamu juga bisa mengecek kalender Bali sebelum memutuskan liburan ke sana, ya!
Nah, itu dia bulan-bulan yang wajib dihindari kalau mau liburan ke Bali. Semoga liburanmu menyenangkan, ya!