5 Alasan Power Steering Berat Setelah Ganti Oli, Pernah Mengalami?

- Udara terjebak di sistem power steeringSalah satu penyebab paling umum power steering terasa berat setelah ganti oli adalah adanya udara yang terjebak di dalam sistem.
- Oli power steering tidak sesuai spesifikasiPastikan oli yang digunakan sesuai dengan rekomendasi di buku manual mobil kamu, karena perbedaan kecil di jenis cairan bisa berdampak besar pada kenyamanan berkendara.
- Pompa power steering belum beradaptasiSetelah oli baru masuk, pompa power steering butuh waktu untuk menyesuaikan tekanan dan aliran cairan baru.
Kamu mungkin pernah mengalami hal aneh setelah servis power steering: setir yang tadinya ringan tiba-tiba terasa berat. Padahal baru saja ganti oli, yang seharusnya membuat sistem kemudi jadi lebih halus. Situasi seperti ini memang bikin bingung, apalagi kalau mobil baru keluar dari bengkel. Banyak orang langsung mengira pompa rusak, padahal penyebabnya bisa lebih sederhana, tapi sering diabaikan.
Masalah ini sebenarnya cukup umum, hanya saja tidak semua orang tahu alasan di baliknya. Kadang bukan karena kesalahan besar, melainkan hal-hal teknis kecil yang terjadi saat proses penggantian oli. Mulai dari udara yang terjebak di sistem, jenis oli yang tidak cocok, sampai cara pengisian yang kurang tepat. Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu nggak panik kalau hal ini terjadi lagi!
1. Udara terjebak di sistem power steering

Salah satu penyebab paling umum power steering terasa berat setelah ganti oli adalah adanya udara yang terjebak di dalam sistem. Saat proses penggantian oli, udara bisa masuk melalui selang atau tabung saat cairan lama dikuras. Kalau tidak dibuang dengan benar, udara ini bisa menghambat aliran oli dan menurunkan tekanan hidrolik. Akibatnya, pompa bekerja lebih keras dan setir pun terasa berat.
Untuk mengatasinya, teknisi biasanya akan melakukan proses bleeding, yaitu mengeluarkan udara dari sistem dengan cara memutar setir secara perlahan dari kiri ke kanan beberapa kali. Proses ini membantu udara keluar dan membuat tekanan oli kembali normal. Kalau kamu baru ganti oli dan setir masih terasa berat, coba tanyakan apakah proses ini sudah dilakukan. Karena tanpa bleeding, performa power steering memang belum bisa maksimal.
2. Oli power steering tidak sesuai spesifikasi

Banyak yang tidak tahu bahwa tidak semua oli power steering bisa digunakan untuk semua mobil. Setiap pabrikan punya spesifikasi tersendiri soal jenis dan viskositas cairan yang sesuai. Jika oli yang digunakan terlalu kental atau tidak cocok dengan sistemnya, tekanan hidrolik tidak akan bekerja dengan optimal. Akibatnya, putaran setir jadi terasa lebih berat dari biasanya.
Selalu pastikan oli yang digunakan sesuai dengan rekomendasi di buku manual mobil kamu. Jangan tergoda menggunakan cairan yang lebih murah tapi tidak sesuai standar. Kadang perbedaan kecil di jenis cairan bisa berdampak besar pada kenyamanan berkendara. Jadi, pastikan teknisi bengkel tahu benar jenis oli yang cocok untuk sistem power steering mobil kamu.
3. Pompa power steering belum beradaptasi

Setelah oli baru masuk, pompa power steering butuh waktu untuk menyesuaikan tekanan dan aliran cairan baru. Pada beberapa mobil, kondisi ini bisa membuat setir terasa berat sementara waktu. Ini biasanya terjadi karena residu oli lama masih bercampur dengan yang baru, sehingga aliran belum sepenuhnya stabil. Tapi tenang, kalau penyebabnya ini, kondisi biasanya akan membaik setelah beberapa kali digunakan.
Kamu bisa membantu proses adaptasi ini dengan menggerakkan setir secara perlahan saat mesin hidup, tanpa menahan setir di posisi mentok. Gerakan ini membantu sirkulasi oli lebih cepat dan merata ke seluruh sistem. Setelah itu, perhatikan apakah setir mulai terasa lebih ringan. Kalau tidak ada perubahan sama sekali, barulah periksa apakah ada penyumbatan atau kebocoran pada sistemnya.
4. Kotoran atau endapan belum sepenuhnya keluar

Ketika mengganti oli power steering, tidak semua cairan lama bisa keluar sepenuhnya, terutama jika proses pengurasannya tidak dilakukan total. Sisa-sisa oli lama yang sudah kotor bisa bercampur dengan oli baru dan membentuk endapan. Endapan ini bisa menyumbat saluran kecil di dalam sistem hidrolik dan membuat tekanan jadi tidak stabil. Alhasil, setir terasa berat meski cairan sudah diganti.
Untuk mencegah hal ini, sebaiknya lakukan penggantian oli secara total dengan metode flushing, bukan sekadar menambah cairan baru. Dengan begitu, kotoran lama benar-benar keluar dari sistem. Kalau kamu rutin melakukan servis di bengkel yang terpercaya, mereka biasanya sudah tahu cara melakukan flushing dengan benar. Perawatan kecil seperti ini bisa membuat setir kembali ringan dan sistem bekerja optimal.
5. Masalah pada komponen setelah servis

Kadang, masalah muncul bukan dari oli, tapi dari pemasangan komponen yang kurang presisi setelah servis. Misalnya, selang yang tidak terpasang rapat, mur yang longgar, atau seal yang sedikit bocor. Hal-hal kecil seperti ini bisa membuat tekanan oli tidak stabil dan akhirnya memengaruhi performa power steering. Jika dibiarkan, kebocoran kecil bisa berkembang menjadi kerusakan besar.
Kalau kamu merasa ada yang berubah drastis setelah servis, jangan ragu untuk kembali ke bengkel dan minta diperiksa ulang. Terkadang teknisi juga manusia, bisa saja ada detail kecil yang terlewat. Dengan memastikan semua terpasang dengan benar, kamu bisa mencegah masalah berulang di kemudian hari. Lebih baik periksa ulang sekarang daripada nanti menyesal karena kerusakan makin parah.
Power steering yang berat setelah ganti oli memang bisa bikin bingung, tapi bukan berarti selalu ada kerusakan besar. Kadang hanya butuh pengecekan ulang dan penyesuaian kecil agar sistem kembali normal. Yang penting, kamu tidak panik dan segera cari tahu penyebab pastinya. Dengan sedikit ketelitian dan servis di tempat yang tepat, setir mobil kamu akan kembali ringan dan nyaman seperti semula.















