Benarkah Mengurangi Tekanan Angin Bisa Menambah Traksi di Jalan Basah?

- Banyak pengendara mengurangi tekanan angin ban untuk meningkatkan traksi di jalan basah atau licin.
- Mengurangi tekanan angin ban dapat meningkatkan risiko aquaplaning dan kehilangan traksi di jalan basah.
- Tekanan angin terlalu rendah bisa membuat ban cepat aus, boros bensin, dan kendaraan menjadi limbung saat bermanuver.
Banyak pengendara beranggapan bahwa menurunkan tekanan angin pada ban kendaraan dapat meningkatkan traksi saat berkendara di jalan basah atau licin. Anggapan ini beredar luas di antara para biker sehingga banyak yang mempraktikannya.
Namun, benarkah cara ini efektif dan aman? Yuk, kita ulik lebih dalam mengenai hubungan antara tekanan angin ban dan traksi di kondisi jalan basah.
1. Mengurangi tekanan justru bisa meningkatkan risiko tergelincir

Saat musim hujan tiba, banyak pengendara mulai waspada dengan kondisi jalanan yang licin. Gak sedikit yang mulai utak-atik tekanan angin ban dengan harapan bisa menambah traksi atau daya cengkeram, apalagi di jalan basah. Salah satu "tips" yang sering beredar adalah: kurangi tekanan angin sedikit biar ban lebih "nempel" ke aspal. Tapi pertanyaannya, apakah benar hal ini efektif? Atau justru malah bikin masalah baru?
Beberapa orang percaya bahwa dengan mengurangi tekanan angin ban, permukaan ban yang bersentuhan dengan jalan akan lebih luas, sehingga meningkatkan daya cengkeram. Secara teori, hal ini mungkin terdengar masuk akal. Namun, dalam praktiknya, menurunkan tekanan angin ban justru dapat menimbulkan efek sebaliknya.
Tekanan angin yang terlalu rendah bisa bikin ban jadi mudah berubah bentuk, mengurangi kestabilan, dan meningkatkan risiko aquaplaning, kondisi ketika ban “ngambang” di atas air dan kehilangan traksi sama sekali. Menurut Maxxis Indonesia, penggunaan tekanan angin di bawah standar tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko tergelincir saat melewati jalan basah.
2. Bahaya mengintai kalau tekanan angin terlalu rendah

Mengurangi tekanan angin ban di bawah rekomendasi pabrikan bisa menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya, ban jadi cepat aus, terutama di bagian sisi luar karena tekanan yang nggak seimbang. Hal ini nggak cuma bikin umur ban jadi pendek, tapi juga bikin kamu harus lebih sering ganti ban, alias nambah pengeluaran.
Masalah lainnya adalah konsumsi bahan bakar yang bisa meningkat. Ban yang kurang angin butuh tenaga lebih besar untuk bergulir, artinya mesin bekerja lebih berat dan bensin lebih cepat habis. Selain itu, ban dengan tekanan terlalu rendah lebih rentan rusak atau bahkan pecah, apalagi kalau kamu ngebut di jalan tol. Jadi, niat awalnya mau tambah cengkeram, eh malah bikin risiko makin tinggi.
Menurut Daihatsu Indonesia, tekanan angin ban yang terlalu rendah juga bisa bikin kendaraan jadi limbung saat bermanuver, terutama di tikungan atau saat hujan deras. Jadi, alih-alih menambah traksi, justru kamu bisa kehilangan kendali.
3. Trik aman berkendara di jalan basah

Kalau kamu ingin berkendara aman di jalan basah, jawabannya bukan di tekanan angin yang dikurangi, tapi pada menjaga tekanan angin tetap sesuai standar pabrikan. Setiap mobil atau motor sudah punya rekomendasi tekanan ban masing-masing, dan itu bukan angka asal-asalan. Tekanan yang pas akan memastikan ban tetap mencengkeram jalan secara optimal, tanpa bikin kendaraan limbung atau boros bensin.
Selain itu, pastikan kondisi fisik ban kamu oke, seperti alur ban masih dalam, tidak botak, dan tidak retak-retak. Alur ban sangat penting untuk mengalirkan air dan mencegah aquaplaning. Menurut Goodyear, ban yang masih punya alur dalam jauh lebih efektif di jalan basah dibanding ban baru tapi alurnya dangkal atau botak.
So, mengurangi tekanan angin ban untuk menambah traksi di jalan basah ternyata cuma mitos. Alih-alih dapat grip lebih, kamu malah berisiko alami masalah mulai dari ban cepat aus sampai kecelakaan.
Lebih baik, rutin cek tekanan angin dan pastikan ban kamu dalam kondisi prima. Karena di jalan, yang paling penting adalah kontrol dan keselamatan—bukan coba-coba eksperimen tanpa dasar.