Kesalahan Umum Saat Mengaktifkan Fitur Cruise Control Mobil

Banyak mobil modern saat ini sudah dilengkapi dengan fitur cruise control, yang berfungsi menjaga kecepatan kendaraan secara otomatis tanpa pengemudi harus terus menekan pedal gas. Fitur ini sangat membantu, terutama saat berkendara di jalan tol yang panjang dan sepi, karena dapat mengurangi kelelahan dan membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien. Namun, di balik kenyamanannya, cruise control juga membutuhkan pemahaman dan kebiasaan penggunaan yang benar agar tidak menimbulkan risiko di jalan.
Sayangnya, masih banyak pengemudi yang salah dalam menggunakan cruise control, baik karena kurang paham fungsinya maupun karena terlalu percaya pada sistem. Padahal, meskipun terlihat canggih, fitur ini bukanlah sistem otonom penuh. Cruise control tetap membutuhkan perhatian dan kendali penuh dari pengemudi agar perjalanan aman dan nyaman. Kesalahan kecil saat mengaktifkan fitur ini bisa berujung pada situasi berbahaya, terutama di kondisi jalan yang tidak ideal.
1. Mengaktifkan cruise control di jalan padat atau berkelok

Salah satu kesalahan paling umum adalah mengaktifkan cruise control di jalan yang tidak sesuai, seperti di jalan padat, berkelok, atau saat kondisi lalu lintas tidak menentu. Cruise control idealnya digunakan di jalan tol yang lurus dan stabil, di mana kecepatan kendaraan bisa dijaga secara konstan.
Jika fitur ini digunakan di jalan berliku atau ramai, mobil bisa tetap mempertahankan kecepatan saat pengemudi seharusnya mengerem atau mengurangi laju. Akibatnya, potensi kecelakaan meningkat karena sistem tidak bisa bereaksi secepat manusia terhadap perubahan kondisi jalan.
Selain itu, saat jalan menanjak atau menurun, cruise control akan berusaha mempertahankan kecepatan dengan menambah atau mengurangi tenaga mesin secara otomatis. Hal ini bisa membuat mobil terasa tidak stabil, terutama pada mobil dengan sistem pengereman yang belum dilengkapi kontrol tambahan seperti adaptive cruise control atau hill descent control.
2. Menyetel kecepatan terlalu tinggi

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah menyetel kecepatan cruise control terlalu tinggi, biasanya karena pengemudi ingin menjaga ritme perjalanan tanpa harus sering mengatur pedal gas. Padahal, cruise control sebaiknya disetel di kecepatan yang aman dan sesuai batas jalan, umumnya antara 80–100 km/jam di jalan tol. Menyetel kecepatan terlalu tinggi akan menyulitkan pengemudi untuk bereaksi cepat saat muncul hambatan mendadak seperti kendaraan lambat di depan atau kondisi jalan yang berubah.
Selain itu, di beberapa mobil, sistem cruise control tidak dilengkapi fitur pengereman otomatis. Artinya, jika pengemudi tidak segera menginjak rem, mobil akan terus melaju dengan kecepatan yang disetel, dan hal ini bisa sangat berbahaya saat situasi darurat.
3. Lupa menonaktifkan cruise control saat hujan

Kesalahan lain yang sering luput dari perhatian adalah tetap mengaktifkan cruise control saat hujan atau jalan licin. Dalam kondisi ini, traksi ban terhadap permukaan jalan berkurang drastis. Jika sistem cruise control berusaha mempertahankan kecepatan saat ban kehilangan cengkeraman, mobil bisa mengalami wheel spin atau bahkan tergelincir. Beberapa pabrikan bahkan secara tegas melarang penggunaan cruise control di jalan licin karena risikonya sangat tinggi.
Sebaiknya, saat hujan atau permukaan jalan basah, pengemudi mengandalkan kontrol manual untuk menjaga kestabilan kendaraan. Cruise control memang membantu saat kondisi ideal, tetapi keselamatan tetap bergantung pada kewaspadaan dan refleks manusia di balik kemudi. Jadi, pastikan untuk mengaktifkan fitur ini dengan bijak dan hanya di situasi yang benar-benar aman.