Penjualan Mobil di China Sepanjang November 2024 Tembus 3,3 Juta Unit!

Penjualan mobil di China terus menunjukkan tren positif. Carnewschina, salah satu media otomotif di China, melaporkan penjualan mobil di China mencapai 3,316 juta unit sepanjang November 2024. Angka ini meningkat 11,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara penjualan mobil di China sepanjang Januari-November 2024 mencapai 27.94 juta unit. Jangan bandingkan penjualan mobil di China dengan di Indonesia, karena selisihnya teramat sangat jauh.
1. Penjualan mobil di China didominasi mobil listrik

Segmen Kendaraan Energi Baru (NEV), yang mencakup mobil listrik dan hibrida, menunjukkan pertumbuhan signifikan di China. Produksi NEV pada November mencapai sekitar 1,48 juta unit, meningkat 49,3 persen secara tahunan dan 7,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penjualan ritel NEV mencapai hampir 1,27 juta unit, naik 50,5 persen dari tahun sebelumnya dan 5,9 persen dari bulan sebelumnya. Tingkat penetrasi NEV di pasar domestik juga meningkat menjadi 52,3 persen, menandai bulan kelima berturut-turut di mana penjualan NEV melebihi 50 persen dari total penjualan kendaraan penumpang. 
2. BYD menjadi pemain utama di China

BYD mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan penjualan 504.003 unit pada November, sementara Tesla China hanya menjual 78.856 kendaraan. Peningkatan penjualan ini didukung oleh subsidi pemerintah untuk program trade-in dan kampanye promosi selama festival belanja Singles’ Day serta pameran otomotif Guangzhou.
Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) memperkirakan bahwa permintaan otomotif akan terus meningkat, didorong oleh konsumen yang ingin memanfaatkan subsidi pemerintah sebelum berakhir. Secara keseluruhan, CPCA memproyeksikan pertumbuhan penjualan ritel otomotif sebesar 6 persen untuk tahun 2024 atau lebih tinggi dari perkiraan awal. 
3. Penjualan mobil di Indonesia

Berbeda dengan di China, penjualan mobil di Indonesia cenderung lesu. Penjualan mobil di tanah air sepanjang Januari–November 2024 hanya sebanyak 784.788 unit secara wholesales atau turun 14,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Penjualan ritel juga mengalami penurunan, mencapai 806.721 unit, atau turun 11,2 persen year-on-year. Penurunan ini mencerminkan tantangan pasar otomotif, seperti perubahan kebijakan pajak dan tekanan ekonomi yang memengaruhi daya beli masyarakat.