Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Motor Listrik China di Indonesia Tidak Selaris Mobil Listrik?

potret motor listrik (unsplash.com/Om Kamath)
potret motor listrik (unsplash.com/Om Kamath)
Intinya sih...
  • Persaingan ketat dengan pemain lokal
  • Harga dan kualitas yang belum seimbang
  • Infrastruktur dan kebiasaan konsumen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penetrasi mobil listrik asal China di Indonesia sangat masif dalam beberapa tahun terakhir. Merek mobil seperti Wuling, BYD, hingga Chery berhasil menarik perhatian dengan strategi harga yang kompetitif, dukungan insentif pemerintah, serta jaringan dealer yang agresif. Pameran otomotif besar di Indonesia pun selalu menampilkan deretan mobil listrik China yang semakin siap bersaing dengan merek Jepang maupun Korea.

Namun, situasinya berbeda jika kita menilik motor listrik. Walau motor listrik China sudah lebih dulu masuk ke Indonesia, penetrasinya tidak semasif mobil listrik. Kehadiran mereka kalah gaung dibandingkan produk lokal. Padahal, potensi pasar roda dua di Indonesia sangat besar dengan jumlah sepeda motor yang beredar mencapai ratusan juta unit. Lalu, apa yang membuat motor listrik China belum mampu menembus pasar seluas mobil listrik mereka?

1. Persaingan ketat dengan pemain lokal

ilustrasi motor Honda (PT AHM)
ilustrasi motor Honda (PT AHM)

Berbeda dengan pasar mobil yang masih relatif terbuka, industri motor di Indonesia sudah lama dikuasai merek Jepang seperti Honda dan Yamaha. Di segmen motor listrik, pemain lokal juga mulai bermunculan dengan membawa identitas nasional, seperti Gesits dan Selis.

Merek-merek ini mendapatkan keuntungan karena dianggap lebih dekat dengan konsumen serta sering mendapat dukungan pemerintah melalui program percontohan. Motor listrik China kesulitan bersaing karena tidak hanya harus menghadapi dominasi Jepang, tetapi juga harus menyesuaikan diri dengan geliat brand lokal yang lebih familiar bagi masyarakat.

2. Harga dan kualitas yang belum seimbang

Speda Motor Honda Stylo (Dok. IDN Times)
Speda Motor Honda Stylo (Dok. IDN Times)

Mobil listrik China berhasil menarik perhatian karena menawarkan harga jauh lebih murah dibandingkan pesaing non-China dengan fitur modern. Namun di motor listrik, keunggulan harga itu tidak terlalu terasa. Banyak produk motor listrik China justru dijual dengan harga mirip atau lebih tinggi dari motor bensin entry-level buatan Jepang yang sudah sangat dipercaya konsumen.

Di sisi lain, kualitas dan layanan purna jual motor listrik China masih dipandang belum konsisten. Kondisi ini membuat konsumen ragu untuk beralih, apalagi jika membandingkan daya tahan, jaringan servis, dan ketersediaan suku cadang.

3. Infrastruktur dan kebiasaan konsumen

potret pengendara motor Honda EM1 e: (dok. Astra Honda)
potret pengendara motor Honda EM1 e: (dok. Astra Honda)

Kunci keberhasilan mobil listrik China adalah dukungan infrastruktur pengisian daya yang perlahan mulai berkembang, terutama di kota-kota besar. Sementara untuk motor listrik, konsumen lebih terbiasa dengan fleksibilitas motor bensin yang bisa diisi cepat di mana saja.

Motor listrik China yang masuk ke Indonesia banyak mengandalkan sistem baterai tanam sehingga tidak bisa diganti cepat. Padahal, konsumen motor di Indonesia menginginkan kepraktisan, terutama untuk ojek online dan penggunaan harian. Inovasi swap baterai yang kini mulai diuji coba oleh beberapa perusahaan justru lebih banyak digerakkan oleh pemain lokal bersama BUMN ketimbang merek China.

Jadi, pada akhirnya, meski potensi pasar motor listrik di Indonesia sangat besar, merek-merek China masih kesulitan mengulang kesuksesan mobil listrik mereka. Persaingan kuat dari brand Jepang dan lokal, harga yang belum cukup menarik, serta keterbatasan infrastruktur membuat penetrasi mereka melambat.

Jika ingin lebih diterima, motor listrik China harus mampu menghadirkan solusi yang benar-benar sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan pengguna roda dua di Indonesia. Konsumen tidak hanya mencari motor murah, tetapi juga butuh kenyamanan, layanan purnajual, dan kemudahan penggunaan sehari-hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us