15 Investor Asing Tertarik Investasi di Sektor Padat Karya RI

- 15 investor asing akan menjajaki investasi di Indonesia, terutama pada sektor padat karya seperti tekstil.
- Investor tersebut relokasi dari China akibat perang dagang dengan AS dan strategi China Plus One.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, sebanyak 15 investor asing di sektor padat karya seperti tekstil akan datang untuk menjajaki investasi di Indonesia.
Ini disebabkan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang membuat mereka berencana melakukan relokasi pabriknya di Tanah Air.
"Nanti jam 3 sore akan ke sini (15 investor)," kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2024).
1. Sebanyak 15 investor berencana investasi di sektor padat karya

Sebelumnya Airlangga Hartarto menjelaskan, ke-15 investor tersebut akan berinvestasi pada sektor padat karya termasuk industri tekstil. Namun ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada komitmen investasinya karena mereka baru penjajakan.
“Mereka akan relokasi ke Indonesia karena kebanyakan kan mereka sebelumnya investasinya di China. Namun dengan adanya situasi global itu sekarang mereka kebijakan dari buyer di Amerika itu harus cari China Plus One. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa memanfaatkan secara baik,” tutur Airlangga.
2. Beri pelayanan yang optimal untuk ke-15 calon investor

Selain karena perang dagang, ada juga faktor China Plus One, yakni strategi yang digunakan oleh perusahaan China untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar domestik dan mendiversifikasi ke negara-negara lain sebagai alternatif atau tambahan produktivitas dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap 15 investor ini. Dengan demikian, harapannya Indonesia bisa mencontoh Vietnam dalam menghadirkan iklim investasi yang memadai.
Vietnam memiliki sejumlah kemudahan untuk melakukan ekspor ke Amerika dan negara-negara Eropa. Oleh karena itu, Indonesia juga terus menyelesaikan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).
“Hal itu hanya bisa dicapai kalau kita tanda tangan IEU CEPA. Karena bagi Vietnam itu ekspor ke Eropa dan ke Amerika bea masuknya 0 persen. Bagi Indonesia sekitar 16 persen atau di kisaran 10 persen sampai 20 persen," ungkapnya.
3. Pembenahan sisi produktivitas dan efisiensi harus dilakukan pemerintah

Dengan adanya investor yang akan masuk ke sektor padat karya maka pemerintah harus segera melakukan revitalisasi pada sektor tersebut. Dalam hal ini pemerintah harus melakukan pembenahan terkait produktivitas.
"Produktivitas itu juga kalau industri itu juga harus ada R and D (Research and Development). Karena biar bagaimanapun industri itu ada persaingannya, baik persaingan lokal maupun persaingan global,” kata mantan Menteri Perindustrian ini.
Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki sisi efisiensi, karena dengan kinerja yang efisien dan menghasilkan hasil yang produktif maka industri akan tumbuh lebih optimal.
"Jadi siapa yang lebih efisien, siapa yang energinya lebih efisien, siapa yang teknologinya lebih terakhir. Nah siapa yang output-nya lebih besar itu akan menentukan competitiveness-nya,” tutur dia.