6 Perbedaan Beras Premium dan Medium, Cek yuk!

- Perbedaan beras premium dan medium terletak pada kualitas hasil akhir setelah panen dan pengolahan, bukan jenis padi.
- Proses pengolahan membentuk kualitas yang berbeda, dengan beras premium melalui sortasi optik untuk hasil yang lebih seragam.
- Beras premium menghasilkan nasi pulen dan lembut, sementara beras medium cenderung memiliki tekstur yang tidak rata.
Kamu mungkin sering melihat label medium dan premium di kemasan beras jika belanja di pasar atau supermarket. Meskipun pada dasarnya keduanya adalah beras putih yang siap dimasak menjadi nasi, ada banyak perbedaan beras premium dan medium.
Beras premium biasanya lebih mahal, sementara beras medium lebih mudah dibawa. Apakah, harga ini benar-benar menunjukkan kualitas yang berbeda? Mari bahas bersama.
1. Di mana awalnya terjadi perbedaan ini?

Perbedaan antara beras premium dan medium gak berasal dari jenis padi yang berbeda. Sebaliknya, kualitas hasil akhir setelah panen dan pengolahan adalah yang menentukan.
Menurut SNI 6128:2020, beras medium memiliki kadar butir patah yang lebih tinggi, warna yang kurang cerah daripada premium, kadar air yang lebih rendah, dan hampir gak ada kotoran. Sementara beras premium memiliki butiran yang lebih utuh, warna yang lebih putih, dan mungkin memiliki menir atau gabah yang tersisa.
Hal ini menunjukkan proses setelah panen, dari pengeringan hingga penyortiran, sangat mempengaruhi kualitas beras. Beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik jika prosesnya dilakukan dengan lebih teliti. Oleh karena itu, standar pengolahannya, bukan varietas padinya yang membedakan.
2. Proses pengolahan membentuk kualitas yang berbeda

Gabah harus melalui proses yang panjang sebelum sampai ke meja makan. Agar gabah aman untuk disimpan, setelah panen, harus dikeringkan sampai kadar airnya sekitar 14 persen. Setelah itu, sekam dan sebagian lapisan aleuron dikeluarkan dengan penggilingan. Selanjutnya, beras dipoles untuk membuatnya lebih putih dan bersih.
Beras medium biasanya gak melalui sortasi seketat itu, sehingga butir patah lebih banyak terbawa. Beras premium biasanya melalui sortasi optik, yang merupakan proses memisahkan kotoran, butir patah, dan gabah berdasarkan warna dan bentuk, sehingga hasilnya lebih seragam.
3. Tekstur nasi saat dimasak

Beras premium biasanya menghasilkan nasi yang pulen, lembut, dan teksturnya konsisten saat dimasak. Ini disebabkan oleh fakta bahwa butirannya lebih utuh, sehingga penyerapan air saat dimasak berlangsung secara merata. Selain itu, beras premium memiliki aroma yang lebih kuat karena lebih sedikit butir yang rusak yang dapat mengganggu cita rasa.
Beras medium sering menghasilkan nasi dengan tekstur yang gak rata. Kadar butir patahnya tinggi, tetapi beberapa mungkin gak pulen. Namun, rasanya gak seistimewa nasi beras premium, tetapi masih enak untuk dikonsumsi setiap hari.
4. Kandungan gizi beras premium dan medium

Sebenarnya, kandungan gizi beras premium dan medium gak berbeda secara signifikan dari segi gizi, kok. Keduanya mengandung sedikit lemak, sekitar 77-80 persen karbohidrat, 6-8 persen protein, dan vitamin B kompleks dan mineral seperti zat besi, magnesium, dan fosfor.
Namun, karena beras premium memiliki butir lebih utuh, kandungan gizinya lebih stabil setelah dimasak. Selain itu, kadar air yang lebih rendah membuat beras premium lebih awet disimpan dan lebih kecil kemungkinan berjamur. Beras medium bisa saja cepat berubah kualitas jika penyimpanan gak dilakukan dengan benar.
5. Harga beras terbaru saat ini

Harga beras di pasaran masih cenderung tinggi, meski mulai menunjukkan tren penurunan. Untuk beras premium, rata-rata nasional per 23 Agustus 2025 tercatat Rp16.163 per kg, masih lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.900 per kg. Jika dirinci berdasarkan zona, harga di Zona 1 (Sumatera, Jawa, Bali) mencapai Rp15.439/kg, Zona 2 (Kalimantan, Sulawesi) Rp16.553 per kg, dan Zona 3 (Maluku, Papua) Rp18.823 per kg.
Sementara itu, beras medium juga masih di atas HET Rp12.500/kg dengan rata-rata nasional Rp14.359 per kg. Harga di Zona 1 tercatat Rp13.863 per kg, Zona 2 Rp14.539 per kg, dan Zona 3 Rp16.681 per kg. Kondisi ini menunjukkan di semua wilayah, baik premium maupun medium, harga masih melampaui HET, meskipun ada penurunan tipis dalam beberapa minggu terakhir.
Meski begitu, kabar baiknya adalah sejumlah produsen dan program pemerintah mulai menekan harga dengan skema stabilisasi pasokan. Di beberapa ritel modern, beras premium sudah turun sekitar Rp1.000–1.500 per kemasan 5 kg, sehingga kini ada yang dijual mendekati Rp73.500 per 5 kg atau sekitar Rp14.700 per kg. Artinya, ada harapan harga bisa segera kembali normal, terutama di wilayah Zona 1 yang pasokannya relatif lebih lancar dibandingkan Zona 2 dan Zona 3.
6. Jadi, mana yang harus kamu pilih?

Kalau kamu ingin menyajikan nasi yang pulen, wangi, dan konsisten teksturnya, maka beras premium adalah pilihan terbaik. Beras ini juga cocok untuk acara spesial atau kebutuhan bisnis kuliner yang menuntut kualitas tinggi.
Selain itu, beras ini cocok untuk acara spesial atau acara kuliner yang membutuhkan kualitas premium. Beras premium lebih tahan lama saat disimpan karena memiliki butir yang utuh dan kadar air yang rendah.
Beras medium tetap bisa menjadi pilihan cerdas jika kamu ingin menghemat uang. Nasi dari beras medium tetap enak dan bergizi asalkan disimpan dengan benar dan dimasak dengan benar. Kamu dapat memilih antara opsi premium dengan kualitas yang lebih istimewa atau opsi praktis dan hemat biaya.
Secara singkat, mutu fisik beras, proses pengolahan, tekstur, dan harga adalah hal-hal yang membedakan beras premium dari beras medium. Sebenarnya, kamu hanya perlu mengubahnya sesuai dengan kebutuhan, apakah kamu lebih mengutamakan kualitas dan rasa atau efisiensi biaya sehari-hari. Pilih dengan hati-hati berdasarkan selera dan keadaan, ya.