Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kesalahan Finansial Bisa Bikin Dompetmu Tipis di Akhir Bulan

ilustrasi mengeluarkan uang dari dompet (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi mengeluarkan uang dari dompet (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Pola pengeluaran impulsif dapat menguras dompet, terutama saat tergoda diskon besar-besaran.
  • Gaya hidup mahal tanpa memperhitungkan pemasukan dapat merugikan keuangan secara perlahan.

Gajian baru lewat beberapa hari, tapi saldo sudah menipis? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang mengalami hal serupa, bahkan tanpa sadar mengulang pola yang sama setiap bulannya, padahal penyebab utamanya sering kali berasal dari kebiasaan finansial yang kelihatannya sepele, tapi diam-diam menggerus isi dompet.

Kalau kamu merasa terus terjebak di siklus “besar pasak daripada tiang”, mungkin saatnya berhenti sejenak dan mengevaluasi cara kamu mengatur keuangan. Artikel ini akan membahas tujuh kesalahan finansial paling umum yang sering bikin dompet cepat kempes, lengkap dengan solusi praktis yang bisa langsung kamu terapkan.

1. Belanja impulsif tanpa rencana

ilustrasi belanja impulsif (unsplash.com/charlesdeluvio)
ilustrasi belanja impulsif (unsplash.com/charlesdeluvio)

“Diskon 70% cuma hari ini!” Kalimat seperti ini sering kali jadi jebakan manis yang bikin kamu tergoda belanja tanpa pikir panjang. Tanpa disadari, kamu menghabiskan uang untuk barang-barang yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan. Akibatnya, keuangan kamu jebol pelan-pelan karena pengeluaran kecil yang terus bertumpuk.

Untuk menghindari kebiasaan ini, coba mulai dengan membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko atau membuka aplikasi belanja online. Terapkan juga aturan “tunda 24 jam” sebelum membeli sesuatu yang tidak terlalu penting. Kalau setelah 24 jam kamu masih merasa butuh, barulah beli. Cara sederhana ini bisa bantu kamu lebih bijak mengelola pengeluaran.

2. Gaya hidup melebihi penghasilan

ilustrasi ngopi fancy (unsplash.com/Yulia Divid)
ilustrasi ngopi fancy (unsplash.com/Yulia Divid)

Makan di kafe setiap hari, ngopi fancy tiap sore, atau staycation rutin tiap akhir pekan memang kelihatan menyenangkan, tapi semua itu bisa jadi bumerang kalau tidak disesuaikan dengan pemasukanmu. Tanpa disadari, kamu bisa jadi hidup lebih mahal daripada yang mampu kamu tanggung.

Solusinya? Lakukan evaluasi gaya hidup dan bandingkan dengan kondisi keuangan yang sebenarnya. Bukan berarti kamu nggak boleh menikmati hidup, tapi kamu perlu lebih bijak dalam menetapkan prioritas. Fokus dulu ke kebutuhan pokok dan batasi keinginan impulsif yang hanya memberi kesenangan sesaat tapi menguras dompetmu.

3. Langganan berlebihan yang jarang dipakai

ilustrasi langganan Netflix (unsplash.com/freestocks)
ilustrasi langganan Netflix (unsplash.com/freestocks)

Sekarang ini, hampir semua orang punya langganan digital: dari streaming musik, film, hingga gym, dan cloud storage. Tapi pertanyaannya, semuanya dipakai secara rutin atau cuma numpang bayar tiap bulan? Kalau jawabannya yang kedua, berarti ada kebocoran keuangan yang perlu segera kamu atasi.

Langkah awalnya adalah melakukan audit semua langganan yang kamu punya. Hapus layanan yang jarang digunakan dan pertimbangkan untuk berbagi akun secara legal dengan keluarga atau teman. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati hiburan atau layanan penting tanpa harus boros membayar sendiri-sendiri.

4. Tidak punya anggaran bulanan

ilustrasi membuat anggaran (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi membuat anggaran (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kalau kamu nggak tahu ke mana uangmu pergi setiap bulan, ya wajar aja kalau uang terasa cepat habis. Tanpa anggaran yang jelas, pengeluaran jadi liar dan kamu sulit mengontrol keuangan. Hal kecil seperti jajan atau ongkir bisa jadi penyebab utama dompet cepat tipis.

Untuk mengatasi hal ini, mulailah dengan mencatat semua pengeluaran harian kamu. Susun anggaran bulanan yang realistis sesuai kebutuhan dan penghasilan.

Gunakan aplikasi keuangan pribadi yang mudah digunakan seperti Money Lover, Spendee, atau bahkan Excel sederhana. Kunci utamanya adalah konsisten dalam mencatat dan mengevaluasi.

5. Bayar pakai paylater atau kartu kredit sembarangan

ilustrasi menggunakan kartu kredit (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menggunakan kartu kredit (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

“Cicil aja, nanti gampang.” Kalimat ini terdengar ringan, tapi bisa menjerumuskan kalau kamu tidak hati-hati. Memakai PayLater atau kartu kredit tanpa perhitungan bisa bikin penghasilan bulan depan habis hanya untuk menutup utang, apalagi kalau cicilan menumpuk dari berbagai arah.

Solusinya adalah gunakan fitur cicilan hanya untuk keperluan yang benar-benar penting dan sudah kamu persiapkan dananya. Jangan asal gesek atau klik “beli sekarang” hanya karena merasa bisa dibayar belakangan. Yang paling penting, biasakan untuk selalu melunasi tagihan sebelum jatuh tempo agar kamu terhindar dari bunga yang menumpuk.

6. Nggak punya dana darurat

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi memegang uang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Satu ban bocor, HP rusak, atau sakit mendadak bisa bikin panik kalau kamu nggak punya dana cadangan. Ujung-ujungnya kamu terpaksa mengutak-atik tabungan yang seharusnya untuk masa depan, atau bahkan berutang hanya untuk kebutuhan darurat.

Supaya hal seperti ini nggak terus berulang, kamu perlu membangun dana darurat secara bertahap. Mulai saja dari jumlah kecil, misalnya satu Rp1 juta. Setelah itu, tingkatkan sampai mencapai tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan. Sisihkan sedikit dari setiap gaji dan anggap itu sebagai investasi untuk ketenangan kamu di masa depan.

7. Tidak menyisihkan uang di awal gajian

ilustrasi menyisihkan uang di awal gajian (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menyisihkan uang di awal gajian (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Banyak orang menabung dengan prinsip “kalau ada sisa”. Padahal kenyataannya, sisa itu jarang ada karena uang sudah lebih dulu habis untuk berbagai kebutuhan dan keinginan. Akibatnya, rencana menabung atau investasi jadi sekadar wacana tanpa realisasi.

Untuk mengubah kondisi ini, ubah pola pikir dari “menyisakan uang” menjadi “menyisihkan uang”. Begitu gajian masuk, langsung alokasikan minimal 10 persen untuk tabungan atau investasi. Anggap saja itu sebagai pengeluaran wajib seperti bayar listrik atau sewa, sehingga kamu tetap konsisten dan nggak mudah tergoda untuk menghabiskannya.

Menghindari dompet tipis di akhir bulan bukan soal punya gaji besar atau kecil, tapi soal kebiasaan dan pengelolaan yang bijak. Dengan mengenali kesalahan finansial yang sering terjadi dan mulai memperbaikinya satu per satu, kamu bisa membangun kondisi keuangan yang lebih sehat dan stabil. Yuk, mulai sekarang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us