7 Strategi Jitu Menghemat Uang di Tengah Lonjakan Harga Barang

- Membuat anggaran yang ketat dan disiplin dalam mengatur keuangan dapat membantu mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dikurangi atau dihilangkan.
- Berbelanja dengan cerdas, membandingkan harga, memanfaatkan diskon, dan membuat daftar belanja dapat membantu menghemat uang tanpa mengorbankan kebutuhan utama.
- Mencari sumber penghasilan tambahan, menggunakan produk alternatif yang lebih murah, dan mengelola tagihan listrik serta air dengan baik juga dapat membantu bertahan di tengah inflasi.
Harga barang yang terus melonjak memang bikin banyak orang harus memutar otak agar keuangan tetap aman. Mulai dari kebutuhan pokok hingga barang sekunder, semuanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Menurut data, inflasi telah meningkat sekitar 20-25 persen sejak 2020, dan beberapa barang bahkan mengalami kenaikan harga lebih tinggi dari itu. Hal ini tentu berdampak besar pada pengeluaran sehari-hari. Meski begitu, bukan berarti kamu gak bisa menghemat uang, lho.
Ada banyak strategi yang bisa kamu terapkan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa harus menguras tabungan. Berikut ini adalah tujuh strategi jitu yang bisa kamu coba untuk menghemat uang di tengah kenaikan harga barang.
1. Buat anggaran lebih ketat

Mengatur keuangan dengan membuat anggaran yang lebih ketat bisa jadi solusi pertama untuk menghadapi lonjakan harga barang. Catat semua pemasukan dan pengeluaran agar kamu tahu ke mana saja uangmu mengalir. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah mengidentifikasi pengeluaran yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Kurangi pengeluaran yang sifatnya gak mendesak, seperti langganan streaming atau nongkrong terlalu sering di kafe. Dengan memiliki anggaran yang jelas, kamu akan lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan terhindar dari pengeluaran impulsif.
2. Belanja dengan cerdas

Saat harga barang naik, kamu perlu lebih pintar dalam berbelanja. Bandingkan harga di beberapa toko sebelum membeli sesuatu, manfaatkan diskon dan promo, serta pertimbangkan untuk membeli produk dalam jumlah besar jika harganya lebih murah.
Selain itu, usahakan untuk selalu membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko agar kamu gak tergoda membeli barang yang gak perlu. Gunakan aplikasi perbandingan harga atau kartu loyalitas untuk mendapatkan keuntungan tambahan. Dengan cara ini, kamu bisa menghemat uang tanpa harus mengorbankan kebutuhan utama.
3. Prioritaskan kebutuhan dibanding keinginan

Sering kali kita tergoda membeli barang yang sebenarnya bukan kebutuhan utama. Saat harga sedang naik, sebaiknya fokuskan pengeluaran hanya untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan tagihan bulanan.
Jika ingin membeli sesuatu yang bukan kebutuhan mendesak, pertimbangkan lagi apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya sekadar keinginan sesaat. Menunda pembelian barang yang gak penting bisa membantumu mengalokasikan dana untuk hal yang lebih penting. Dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan.
4. Manfaatkan produk alternatif yang lebih murah

Kalau harga merek favoritmu naik drastis, jangan ragu untuk mencoba produk alternatif yang lebih murah tapi tetap berkualitas. Misalnya, memilih produk supermarket brand yang biasanya punya harga lebih terjangkau dibanding merek terkenal.
Banyak produk generik yang memiliki kualitas hampir sama dengan produk bermerek, sehingga kamu tetap bisa mendapatkan manfaat yang sama dengan harga yang lebih rendah. Selain itu, pertimbangkan untuk menggunakan kembali barang yang masih bisa diperbaiki daripada membeli yang baru. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas hidup.
5. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi

Harga bahan bakar yang semakin mahal bisa jadi beban besar bagi keuanganmu. Untuk menghemat pengeluaran, pertimbangkan menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau bahkan berjalan kaki jika memungkinkan. Selain lebih hemat, cara ini juga bisa membantu mengurangi polusi dan meningkatkan kesehatanmu.
Jika harus menggunakan kendaraan pribadi, cobalah untuk berbagi kendaraan (carpooling) dengan teman atau keluarga agar biaya bisa dibagi. Mengatur perjalanan dengan lebih efisien, seperti menggabungkan beberapa keperluan dalam satu perjalanan, juga bisa membantu mengurangi konsumsi bahan bakar.
6. Cari sumber penghasilan tambahan

Saat harga barang naik, menambah pemasukan bisa jadi cara yang efektif untuk menjaga kestabilan keuangan. Kamu bisa mencoba pekerjaan sampingan seperti freelance, jualan online, atau mengikuti program afiliasi. Dengan adanya pemasukan tambahan, kamu akan lebih mudah mengatasi kenaikan harga tanpa harus mengorbankan kebutuhan utama.
Selain itu, mencari peluang pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi atau meningkatkan keterampilan agar bisa mendapatkan promosi juga bisa menjadi solusi jangka panjang. Dengan memiliki lebih dari satu sumber penghasilan, kamu bisa lebih fleksibel dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tak menentu.
7. Hemat listrik dan air

Tagihan listrik dan air juga bisa menjadi beban kalau gak dikelola dengan baik. Matikanlah lampu dan alat elektronik saat gak digunakan, gunakan perangkat hemat energi, serta kurangi pemakaian air berlebihan. Misalnya, mencuci pakaian dalam jumlah banyak sekaligus daripada sedikit-sedikit bisa membantu menghemat air dan listrik.
Selain itu, mengganti peralatan rumah tangga dengan yang lebih hemat energi bisa memberikan penghematan jangka panjang. Langkah-langkah kecil seperti ini bisa membantu menghemat biaya tagihan bulananmu tanpa mengurangi kenyamanan hidup.
Lonjakan harga barang memang bisa menjadi tantangan, tapi dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa mengelola keuangan dengan baik. Mulai dari membuat anggaran yang lebih ketat, berbelanja dengan cerdas, hingga mencari sumber penghasilan tambahan, semuanya bisa membantumu bertahan di tengah inflasi.
Hal yang terpenting adalah tetap disiplin dalam mengatur keuangan dan selalu mencari cara untuk menghemat pengeluaran. Dengan begitu, kamu bisa tetap memenuhi kebutuhan tanpa merasa terlalu terbebani oleh kenaikan harga barang.