Jumlah Pesawat Sedikit, Kemenhub Ingatkan Potensi Delay saat Nataru

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewanti-wanti penumpang angkutan udara terhadap potensi delay atau penundaan penerbangan yang mungkin terjadi selama periode Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Udara Kemenhub, Achmad Setiyo Prabowo saat berdiskusi dengan media pada Kamis (11/12/2025).
Menurut Achmad, potensi delay bisa muncul mengingat jumlah pesawat yang bisa terbang saat ini cenderung sedikit, hanya 568 unit. Dari data tersebut, 368 unit pesawat berstatus serviceable dan 200 unit sisanya berstatus maintenance.
"Jumlah pesawat sebanyak 568 unit, ternyata yang serviceable hanya 368. Jadi, rekan-rekan kalau misalkan ada delay karena cuaca atau karena technical operation, ya karena rotasi pesawatnya memang agak berkurang," kata Setiyo.
1. Jumlah pesawat siap terbang belum kembali ke angka sebelum COVID-19

Setiyo pun menjelaskan, jumlah unit pesawat yang ada sekarang masih belum kembali ke level sebelum pandemik COVID-19.
Pada medio 2019, Kemenhub mencatat ada sekitar 700 unit pesawat yang siap terbang. Namun, saat ini jumlahnya kurang dari itu.
"Memang saat ini, fleet atau armada itu turunnya luar biasa sejak tahun 2019 karena sempat ada pandemi COVID. Kemudian pasca pandemi, tapi ternyata pergerakan armada itu tidak begitu signifikan, belum bisa lompat dan sama dengan sebelum COVID," kata Setiyo.
2. 5,05 juta penumpang udara bakal lakukan perjalanan pada Nataru 2025/2026

Kendati begitu, Kemenhub memproyeksikan jumlah penumpang angkutan udara periode Nataru 2025/2026 mencapai 5.050.194 orang.
Setiyo mengatakan, dari total tersebut sebanyak 3.899.176 penumpang dari rute domestik dan 1.151.018 penumpang dari rute internasional.
Setiyo lantas membandingkan dengan jumlah penumpang domestik periode Nataru 2024/2025 yang sebanyak 3.700.210 orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 1.034.554 orang.
"Kalau tahun 2025/2026, kita prediksikan naik dari 3,7 (juta) menjadi 3,8. Memang kalau dilihat dari sisi angka, prediksi kami tidak begitu signifikan kenaikannya. Namun, kita tetap optimis bahwa akan tetap terjadi kenaikan mobilisasi atau kenaikan pergerakan penumpang," ujar Setiyo.
3. Rute dengan jumlah penumpang udara tertinggi

Setiyo juga menjelaskan, rute dengan penumpang udara tertinggi untuk penerbangan domestik akan terjadi di Jakarta-Bali, Jakarta-Surabaya, dan Jakarta-Ujung Pandang.
Di sisi lain, rute internasional dengan penumpang udara tertinggi akan terjadi di Jakarta-Singapura, Jakarta-Kuala Lumpur, Denpasar-Kuala Lumpur, dan sebaliknya.
"Artinya, kesiapan kita itu adalah berdasarkan data. Berdasarkan data pergerakan penumpang pesawat di tahun 2024. Itu yang kita prediksikan," kata Setiyo.









.jpg)





