9 Tahun Berdiri, Ini Rahasia Filosofi Kopi Bisa Tetap Eksis

- Filosofi Kopi telah berdiri selama sembilan tahun dan menjadi pilihan utama para pecinta kopi dengan fokus pada perbaikan kualitas produk dan layanan.
- Handoko Hendryono menciptakan kedai kopi inklusif dengan cara menggaet generasi muda melalui acara yang sarat narasi dan pendekatan kepada komunitas.
Jakarta, IDN Times - Siapa yang tak tahu Filosofi Kopi? Pecinta kopi pastinya sangat familiar dengan nama tersebut.
Kedai kopi yang juga difilmkan itu telah berdiri selama sembilan tahun. Hingga saat ini, Filosofi Kopi menjadi salah satu pilihan utama alias top of mind para pecinta kopi.
CEO Filosofi Kopi, Handoko Hendryono mengatakan, selama sembilan tahun berdiri, dirinya dan tim mendapatkan pelajaran begitu banyak untuk terus memperbaiki kualitas produk dan layanan mereka.
“Kita sekarang ada sembilan kedai, dan di situ kita belajar bagaimana membangun SOP, mengelola rantai pasok, memastikan kopi dari petani yang baik,” kata Handoko dalam Ngobrol Seru by IDN Times, dikutip Jumat, (4/10/2024).
“Sekarang apalagi ada isu lingkungan dan lain-lain, jadi kayaknya kok nggak ada selesainya ya, kita belajar terus tentang kopi, terus kita membangun apparel juga,” sambung Handoko.
1. Gaet generasi muda dengan narasi

Handoko mengatakan, Filosofi Kopi dirancang untuk menjadi kedai kopi yang inklusif, yang bisa didatangi dan dinikmati semua kalangan dan usia.
Namun, untuk generasi muda, menurut Handoko, ada cara tersendiri dalam menggaet rasa ketertarikan untuk mendatangi Filosofi Kopi. Selain menyajikan kopi lokal yang berkualitas, Handoko juga membuat acara yang sarat narasi.
“Anak muda itu sangat-sangat seneng lah dengan literasi-literasi yang ada di Filosofi Kopi. Kita sering adakan pameran foto, pameran seni, dan lain-lain. Jadi, kita rajin untuk engage-lah,” ucapnya.
Handoko mengatakan, pendekatan kepada komunitas juga menjadi salah satu cara Filosofi Kopi menggaet lebih banyak pelanggan.
“Sebenarnya Filosofi Kopi atau katakanlah diplomasi kopi itu diplomasi yang sifatnya komunal ya. Jadi komunikasinya lewat pendekatan-pendekatan yang sifatnya komunal gitu, komunitas, dan segala macam itu sangat efektif karena anak muda sekali lagi, sangat suka dengan narasi-narasi yang baik,” tutur Handoko.
2. Sediakan cerita dalam kopi

Begitu juga dengan kopi-kopi dari berbagai daerah di Indonesia yang disajikan Filosofi Kopi. Handoko mengatakan, setiap kopi yang disediakan punya ceritanya masing-masing. Filosofi Kopi berupaya menyampaikan pesan itu kepada pelanggan melalui segelas kopi.
“Sampai sekarang kita mencoba untuk apa yang kita sajikan adalah petani yang kita kenal, yang kita kunjungi atau kita kenal gitu ya. Jadi, kita merasa pede dengan proses tadi kan. Ini kan istilahnya from beans to cup, dari biji kopi ke cup itu kita selalu menyertai,” ucap Handoko.
“Bahkan, from seeds to cup, kita ikut menanam di beberapa kebun, sampai ke cup. Jadi itu mungkin semangat ya, semangat yang coba kita kembangkan,” sambung Handoko.
3. Ratusan orang nikmati segelas Filosofi Kopi setiap harinya

Dari sembilan kedai Filosofi Kopi, kedai Melawai, Jakarta Selatan (Jaksel) merupakan kedai yang pertama didirikan. Hingga saat ini, Filosofi Kopi Melawai masih menjadi kedai paling ramai. Setiap harinya, ada 350-600 gelas kopi yang dinikmati para pelanggan.
“Jadi average-nya seperti itu, cukup tinggi,” ujarnya.
Handoko mengatakan, melalui Filosofi Kopi, dia terus melakukan diplomasi kopi secara lokal, maupun ke negara lain. Harapannya, kopi lokal bisa memiliki keberpihakan paling tinggi di Indonesia, dan kenikmatannya dikenal oleh dunia.
“Jadi bayangkan diplomasi kopi itu sebenarnya kuat sekali untuk membawa gerbong ekonomi kreatif, sebenarnya ya. Nah, ini yang harusnya dijadikan fokus, salah satu fokus untuk memajukan komunitas dan publik,” tutur Handoko.