Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Airlangga: Pemerintah Tak Mau Respons Berlebihan soal Iran-Israel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tak mau memberikan respons berlebihan atas konflik Iran dan Israel.

Respons yang dimaksud mengacu pada kebijakan ekonomi negara untuk mengantisipasi dampak dari gejolak geopolitik tersebut. Adapun dampak yang disorot ialah potensi lonjakan harga minyak dunia, yang bisa menyebabkan harga bahan bakar minyak (BBM) naik, ataupun anggaran subsidi BBM naik.

“Tentu kita melihat berbagai skenario. Tetapi saat sekarang kita monitor situasi dulu. Kita tidak boleh overreacting,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

1. Tiga hal yang bisa terkena imbas serangan Iran ke Israel

Ilustrasi ketersediaan BBM. (Dok. Istimewa)

Airlangga mengatakan, ketika terjadi gejolak dunia, maka dampaknya bisa langsung mengarah pada tingkat suku bunga global, harga minyak dunia, dan harga logistik.

“Tentunya kita berharap di tahun ini kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga tingkat inflasi, menjaga tingkat suku bunga. Karena dalam situasi seperti ini, tiga hal menjadi isu. Satu, interest rate global, dua harga minyak, ketiga harga logistik, dan juga tingkat suku bunga SBN,” ucap Airlangga.

2. Fundamental ekonomi Indonesia masih baik

Iran luncurkan penyerangan udara ke langit Israel dengan drone. (x.com/clashreport/subodhrebel)

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini melemah ke Rp16.100-an per dolar AS, imbas serangan Iran ke Israel. Menurut Airlangga, pelemahan itu masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara, karena fundamental ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik.

“Yang lebih baik dari kita salah satunya adalah Korea Selatan dan Thailand. Jadi kita tidak yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang terdampak dari kita. Karena fundamental ekonomi kita relatif baik,” kata Airlangga.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga inflasi masih terkendali. Di sisi lain, penguatan dolar AS menguntungkan Indonesia karena harga nikel yang merupakan produk ekspor utama melonjak ke 18 ribu dolar AS per ton.

“Seperti tadi saya sampaikan aman. Pertumbuhan terjaga, inflasi terkendali, cadangan devisa aman, ekspor masih positif apalaagi kemarin harga nikel juga naik. Jadi ini ada gain, tapi tentu kita harus lihat sustainable atau tidak,” ujar Airlangga.

3. Pemerintah pastikan harga BBM tak naik sampai Juni

Ilustrasi SPBU. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dalam kesempatan itu, Airlangga juga memastikan hingga Juni 2024, pemerintah tak akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Sampai bulan Juni tidak naik. Itu sudah statement pemerintah,” ujar Airlangga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us