Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aluminium Rendah Karbon: Masa Depan Ramah Lingkungan

Contoh penggunaan aluminium rendah karbon produksi RUSAL untuk kendaraan (Dok Rusal)

Jakarta, IDN Times - Meningkatnya kesadaran global akan perubahan iklim telah mendorong negara dan perusahaan untuk mengadopsi langkah-langkah konkret dalam mengurangi emisi karbon. Salah satu terobosan yang kini menarik perhatian adalah penggunaan aluminium rendah karbon dalam berbagai sektor industri.

Aluminium memiliki jejak karbon jauh lebih rendah dibandingkan bahan tradisional, berkat proses produksinya yang menggunakan energi terbarukan dan inovasi teknologi terkini.

Di Indonesia, langkah menuju keberlanjutan semakin nyata dengan target ambisius seperti memproduksi 600 ribu kendaraan listrik pada 2030 dan mengadopsi energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Aluminium rendah karbon menjadi bagian penting dari upaya ini.

Berikut tiga cara utama bagaimana aluminium rendah karbon dapat membantu dunia mencapai target emisi.

1. Mendukung energi terbarukan dan kendaraan listrik

Bagian kendaraan di sektor otomotif yang menggunakan aluminium rendah karbon produksi RUSAL (Dok RUSAL)

Transisi menuju energi terbarukan dan kendaraan listrik memerlukan bahan baku yang efisien dan ramah lingkungan. Aluminium rendah karbon menjadi solusi utama karena perannya yang sangat penting dalam berbagai komponen teknologi ini. Misalnya, aluminium digunakan dalam pembuatan panel tenaga surya dan baterai kendaraan listrik.

Dalam baterai kendaraan listrik, aluminium menyumbang lebih dari 30 persen komponen, dan dengan menggunakan aluminium rendah karbon, emisi Scope 3 dapat ditekan hingga 13 persen. Hal ini berdampak langsung pada penurunan emisi total dalam rantai pasok kendaraan listrik.

Representative Director RUSAL untuk Asia Tenggara dan Taiwan, Kevin Kong Wen Hao, menjelaskan, Indonesia adalah pasar yang strategis untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini tak hanya mendukung target karbon netral Indonesia, tetapi juga membuka peluang investasi besar di sektor industri hijau.  

"Melalui statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia mewakili pasar berkembang yang strategis bagi RUSAL, terutama untuk sektor terkait pembangunan berkelanjutan,” ujar Kevin dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (19/12/2024).

2. Solusi produk yang inovatif untuk jejak karbon minim

ilustrasi emisi karbon (IDN Times/Muhammad Surya)

Proses produksi aluminium rendah karbon RUSAL telah menjadi contoh inovasi dalam industri ini. Salah satu terobosan terpenting adalah penggunaan anoda inert sebagai pengganti anoda karbon tradisional.

Teknologi ini memungkingkan pengurangan emisi karbon dioksida hampir sepenuhnya selama proses produksi. Sebaliknya, anoda inert mengeluarkan oksigen sebagai hasil samping. Dengan metode ini, jejak karbon aluminium yang dihasilkan dapat ditekan hingga kurang dari 0,01 ton CO2 per ton aluminium.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, teknologi ini telah menghasilkan lebih dari 4.400 ton aluminium rendah karbon, membuktikan efektivitasnya dalam mendukung keberlanjutan. RUSAL juga merencanakan peningkatan kandungan aluminium daur ulang dalam produknya hingga 40 persen pada 2028.

Langkah ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya berdampak pada efisiensi energi tetapi juga membantu perusahaan memenuhi standar industri dan harapan konsumen terhadap keberlanjutan.

3. Efisiensi rantai pasok global dengan energi terbarukan

Panel Surya Sebagai Energi Terbarukan (https://unsplash.com/@chelseadeeyo)

Sebagai produsen aluminium rendah karbon terbesar di dunia, RUSAL memanfaatkan 99 persen energi terbarukan dalam produksi. Pada 2023, perusahaan ini berhasil memproduksi 4 juta ton aluminium rendah karbon dengan jejak karbon beberapa tingkat di bawah rata-rata industri global.

"Kami bangga dapat menyampaikan solusi dan produk inovatif terbaik untuk mengurangi emisi karbon skala dunia dan meningkatkan ekologi planet kita kepada banyak negara dan perusahaan, termasuk dalam hal ini Indonesia sebagai negara dengan pasar besar dan ekonomi maju," kata Kevin.

RUSAL juga akitf berkontribusi dalam proyek karbon, termasuk manajemen kehutanan dan efisiensi energi, yang telah divalidasi secara internasional. Proyek-proyek ini membantu mengurangi emisi secara lebih luas dan menciptakan dampak positif pada lingkungan.

Dengan memanfaatkan aluminium rendah karbon, Indonesia dan dunia dapat melangkah lebih dekat menuju target karbon netral. Bahan ini tidak hanya menjadi solusi ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru untuk inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Farid Kurniawan
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us