Anin Bakrie Ungkap Isi Diskusi Pengusaha dengan Ray Dalio dan Prabowo

- Anindya Bakrie mengungkapkan Indonesia Incorporated jadi cikal bakal BPI Danantara yang baru diluncurkan akhir Februari 2025.
- Presiden Prabowo Subianto menyampaikan Indonesia Incorporated mesti dijalankan lewat kolaborasi antara BUMN, swasta, UMKM, dan koperasi.
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan Indonesia Incorporated jadi cikal bakal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang baru diluncurkan akhir Februari 2025.
Menurut pria yang karib disapa Anin tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan Indonesia Incorporated mesti dijalankan lewat kolaborasi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
Selain itu, Anin juga menambahkan perlu adanya peran dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi di dalam Indonesia Incorporated untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Adapun Indonesia Incorporated pertama kali digaungkan oleh Prabowo dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) Kadin Januari 2025.
"Saya menyampaikan juga bahwa pengusaha-pengusaha kita ini kan yang besar di luar ini ada, tapi di daerah, UMKM, petani milenial juga ada. Ini dengan upaya program-program besar pemerintah, Kadin mendukung dengan membuat prototipe sebelum 17 Agustus. Bukan mengambil alih program pemerintah, kita bikin prototipe gimana bisa mendukung, tapi intinya pendanaan dan lain-lain yang dikuatkan Danantara itu kalau bisa bekerja sama juga yang baik," tutur Anin kepada IDN Times, Senin (10/3/2025).
1. Anin ungkap pandangan Ray Dalio soal investasi di Indonesia

Anin sendiri menjadi satu dari beberapa pengusaha yang diajak bertemu oleh Presiden Prabowo di Istana Kepresiden Jakarta pada Jumat (7/3) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Anin beserta pengusaha nasional seperti Prajogo Paangestu, Chairul Tanjung, Hilmi Panigoro, dan lainnya berkesempatan berdiskusi dengan Ray Dalio, sosok investor terkenal asal Amerika Serikat pendiri Bridgewater Associates.
Ray digadang-gadang bakal bergabung dengan Danantara dan masuk ke dalam International Board of Advisor bersama dengan mantan PM Inggris, Tony Blair.
Anin pun menjelaskan pandangan Ray Dalio terhadap investasi di Indonesia. Ray, kata Anin, berkaca dari investasi yang dilakukannya di Deng Xiaoping pada 1980-an dan Lee Kuan Yew pada 90-an.
"Dia lihat adalah kadang-kadang bahwa di sini ada kesempatan, tidak tanpa tantangan, tapi tahun 80-90an si Lee Kuan Yew sama Deng Xiaoping juga tantangannya lumayan. Ini (Indonesia) masih mendingan menurut dia karena publik percaya ke presiden. Urusan pemerintah mungkin sedikit di bawahnya, kebijakan di bawahnya lagi mungkin urusan lain, tapi percaya," beber Anin.
2. Pengusaha sampaikan perhatian soal Danantara

Anin pun bercerita tentang hal lain yang disampaikan pengusaha dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo, terutama berkaitan dengan Danantara.
Komisaris Utama VKTR tersebut mengatakan, para pengusaha ingin memastikan kepada Presiden Prabowo soal kepastian hukum dan kemudahan dalam menjalankan bisnis di dalam negeri.
"Kita pasti kan pengen tahu mengenai kepastian hukum, ease of doing business, dan lain-lain, kenapa? Pak Presiden juga gak salah, kalau ke luar negeri nyari investasi, buka aset-aset perdagangan, tapi ujung-ujungnya yang paling gampang adalah di dalam negeri dulu," ujar Anin.
3. Prabowo undang pengusaha bahas Danantara

Sebelumnya diberitakan, Presiden Prabowo Subianto mengundang legenda investasi asal AS Ray Dalio serta sejunlah pengusaha ternama di Indonesia guna mengupas tuntas lebih lanjut terkait BP Investasi Danantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3).
"Saya rasa Anda berada dalam posisi yang dapat berbicara kepada kami secara terbuka dan juga secara kritis. Saya rasa kami memang memerlukan nasihat-nasihat yang kritis,” ujar Prabowo.
“Saya rasa kami memang memerlukan nasihat-nasihat yang kritis. Kami selalu memerlukan nasihat-nasihat kritis dan juga keberanian untuk belajar dari satu sama lain. Saya rasa inilah kuncinya,” ujarnya.
Selain itu, Prabowo juga mengumpulkan tokoh-tokoh ekonomi Indonesia yang di bidang swasta yang sudah punya pengalaman puluhan tahun dalam bidang bisnis dan investasi.