Apakah Investasi Perak Masih Relevan di Tahun 2025?

- Perak memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding emas, sehingga cocok untuk investasi bagi mereka yang baru memulai atau ingin diversifikasi portofolio.
- Permintaan perak dari sektor industri diproyeksikan akan terus naik, terutama dalam tren teknologi hijau dan digitalisasi di masa depan.
- Perak merupakan aset yang fleksibel dan dapat berfungsi sebagai penahan guncangan nilai portofolio saat krisis ekonomi serta dapat menjadi alat lindung nilai saat kondisi pasar tidak stabil.
Kalau ngomongin investasi, biasanya yang langsung terlintas di benak adalah emas, saham, atau mungkin properti. Tapi, apakah kamu pernah kepikiran buat buat melirik investasi perak? Logam mulia satu ini sering dianggap pemain cadangan dibandingkan emas, padahal kenyataannya, perak punya peran penting dan potensi yang gak kalah menarik.
Tahun 2025 datang dengan segala ketidakpastian—ekonomi global yang naik turun, teknologi yang makin canggih, dan kebutuhan industri yang terus berkembang. Di tengah perubahan ini, banyak orang mulai nyari alternatif investasi yang lebih fleksibel tapi tetap aman. Nah, pertanyaannya sekarang, apakah investasi perak masih relevan di tahun 2025? Yuk, ketahui pada pembahasan di bawah ini!
1. Harga terjangkau tapi potensinya gak murahan

Hal pertama yang bikin perak jadi menarik adalah harganya yang relatif lebih murah dibanding emas. Buat yang baru mulai investasi atau pengen diversifikasi tanpa harus keluar modal gede, perak jelas jadi pilihan yang ramah dompet. Gak perlu modal puluhan juta, cukup ratusan ribu pun udah bisa mulai koleksi perak.
Tapi jangan salah kaprah, murah bukan berarti murahan. Justru karena harganya lebih rendah, ruang pertumbuhan perak jadi lebih besar secara persentase. Ketika pasar logam mulia mulai naik, perak sering kali naik lebih cepat dibanding emas. Jadi kalau tujuannya cuan dari selisih harga, perak bisa jadi peluang yang gak boleh dilewatkan.
2. Permintaan industri yang gak ada matinya

Beda dari emas yang lebih sering disimpan buat investasi dan perhiasan, perak punya peran besar dalam industri. Dari elektronik, fotografi, hingga energi terbarukan—semua butuh perak. Bahkan panel surya, yang jadi tulang punggung transisi energi bersih, banyak banget nyerap perak sebagai komponen pentingnya.
Tahun 2025 dan seterusnya, tren teknologi hijau dan digitalisasi bakal makin gila-gilaan. Artinya? Permintaan perak dari sektor industri kemungkinan besar bakal terus naik. Dilansir The Silver Institute, permintaan perak secara global diproyeksikan tetap stabil di angka 1,20 miliar ons pada tahun 2025. Kenaikan permintaan dari sektor industri dan investor ritel diperkirakan akan seimbang dengan penurunan minat terhadap perak dalam bentuk perhiasan. Dan seperti hukum pasar pada umumnya, makin tinggi permintaan, makin berpotensi naik juga harganya.
3. Aman buat diversifikasi portofolio

Salah satu strategi paling bijak dalam investasi adalah diversifikasi. Perak bisa jadi komponen yang solid buat strategi ini. Ketika saham lagi lesu atau kripto jatuh, perak biasanya bisa kasih semacam penahan guncangan buat nilai keseluruhan portofolio.
Selain itu, perak cenderung punya korelasi negatif atau netral terhadap aset-aset lain, terutama saat krisis ekonomi. Jadi ketika kondisi keuangan global lagi gak stabil, nilai perak justru bisa naik atau setidaknya tetap stabil. Ini bikin perak jadi aset yang enak buat jaga-jaga di tengah situasi yang serba ggak pasti.
4. Mudah diakses dan bisa dibeli secara fisik maupun digital

Sekarang beli perak gak ribet kayak dulu. Udah banyak platform online yang jual perak fisik dengan harga bersaing dan layanan penyimpanan profesional. Kalau gak mau ribet menyimpan perak batangan sendiri, bisa juga lewat produk investasi digital kayak ETF (Exchange Traded Fund) perak.
Di tahun 2025, kemudahan akses jadi nilai tambah yang penting. Orang pengen semua serba cepat dan praktis. Dan perak ngikutin tren itu. Tinggal klik, transfer, selesai. Bahkan beberapa aplikasi investasi lokal udah mulai nyediain opsi beli logam mulia, termasuk perak, dengan nominal super kecil.
5. Masih jadi aset lindung nilai (safe haven) di tengah gejolak

Perak memang gak sepopuler emas sebagai safe haven, tapi dia tetap punya karakteristik yang mirip. Ketika inflasi naik, nilai mata uang melemah, atau kondisi politik global bikin pasar gak stabil. Perak cenderung tetap dicari sebagai alat lindung nilai. Ini yang bikin banyak investor mulai melirik perak lagi belakangan ini.
Selain itu, perak punya keunikan ganda, yaitu bisa jadi aset investasi sekaligus komoditas industri. Jadi dia bisa main di dua kaki, mengikuti tren pasar logam mulia sekaligus tren permintaan industri. Kombinasi ini bikin perak jadi aset yang fleksibel dan gak gampang tergilas zaman.
Melihat berbagai sisi di atas, jelas bahwa perak masih punya tempat penting dalam dunia investasi tahun 2025. Meski sering dianggap nomor dua setelah emas, kenyataannya perak punya potensi yang gak kalah menarik baik dari sisi harga, permintaan industri, maupun fungsinya sebagai pelindung nilai.
Investasi perak masih relevan di tahun 2025 dan bisa dijadikan pertimbangan opsi instrumen investasi. Harganya terjangkau, perannya luas, dan potensinya masih sangat terbuka. Kadang, yang kelihatan sederhana justru menyimpan peluang paling besar.