AS dan China Setujui Penundaan Tarif Pelabuhan yang Ganggu Perdagangan

- AS dan China setuju menangguhkan tarif pelabuhan untuk kapal masing-masing selama 12 bulan, mengurangi ketegangan perdagangan.
- Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif pada April 2025 untuk revitalisasi industri maritim AS sebagai respons terhadap dominasi China dalam industri tersebut.
- Kesepakatan di Busan juga mencakup penangguhan pembatasan ekspor material tanah jarang oleh China dan peningkatan pembelian produk energi dari AS.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping, sepakat untuk menunda tarif balasan atas kapal masing-masing negara yang telah mengganggu perdagangan. Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan di Busan, Korea Selatan pada Kamis (30/10/2025), sebagai bagian dari rangkaian negosiasi perdagangan.
Langkah tersebut memberikan penangguhan selama 12 bulan atas tarif sekitar 3,2 miliar dolar AS (Rp53 triliun) per tahun yang dikenakan pada kapal besar buatan China yang berlayar ke pelabuhan AS. Kebijakan ini menghadirkan jeda dalam ketegangan yang telah menaikkan biaya pengiriman laut secara signifikan.
1. Penangguhan tarif pelabuhan untuk kapal kedua negara
AS mengumumkan penangguhan sementara penerapan tarif yang dikenakan pada kapal-kapal besar asal China yang berlabuh di pelabuhan Amerika. Kebijakan ini dikenal sebagai Section 301 dan ditetapkan untuk mengatasi dominasi China dalam industri maritim, logistik, dan pembuatan kapal, yang dinilai tidak adil oleh AS.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa China juga akan menangguhkan tarif balasan terhadap kapal AS untuk jangka waktu yang sama.
"AS akan menangguhkan selama satu tahun penerapan tindakan Section 301 terhadap sektor maritim, logistik dan pembuatan kapal China," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, dilansir Caixin Global.
Kesepakatan ini memberikan kelonggaran untuk industri pengiriman dan perkapalan yang selama ini menghadapi biaya tambahan yang memberatkan.
2. Latar belakang penerapan tarif
Pada April 2025, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang mendorong revitalisasi industri maritim dan tenaga kerja AS guna meningkatkan keamanan nasional dan kemakmuran ekonomi. Kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap fakta bahwa AS hanya membangun kurang dari satu persen kapal komersial dunia, sementara China menghasilkan hampir setengahnya.
Sebelumnya, pada Januari 2025, hasil penyelidikan resmi AS menyimpulkan bahwa tindakan China dalam industri maritim dan pembuatan kapal adalah praktik yang tidak wajar, sehingga AS memutuskan mengimplementasikan tarif khusus. Namun, pada Kamis (30/10/2025), Trump dan Xi sepakat untuk menunda tarif-tarif tersebut untuk satu tahun demi meredakan ketegangan.
"Kami berusaha membangun kembali industri pembuatan kapal," ujar perwakilan dagang AS, Jamieson Greer, dilansir Bloomberg.
3. China juga berjanji menangguhkan pembatasan ekspor material tanah jarang
Kesepakatan yang dicapai di Busan ini merupakan bagian dari paket kesepakatan dagang yang lebih luas antara AS dan China untuk mengurangi bentrokan perdagangan. Selain penangguhan tarif pelabuhan, China juga berjanji menangguhkan pembatasan ekspor material tanah jarang selama satu tahun dan meningkatkan pembelian produk energi dari AS.
Presiden Trump menyebut pertemuan dengan Xi sebagai pertemuan yang luar biasa. Ia menambahkan bahwa pengurangan tarif dan penanganan isu tanah jarang merupakan hasil penting dari kesepakatan tersebut.
"China akan mulai membeli kedelai dalam jumlah besar segera," kata Trump, dilansir CBC.
Kesepakatan ini dianggap sebagai gencatan senjata dalam perang dagang yang panjang antara kedua negara.



















