AS dan Jepang Rapatkan Barisan Atasi Krisis Pangan dan Energi

Jakarta, IDN Times - Pejabat tinggi ekonomi dari kedua negara baik Amerika Serikat dan Jepang berjanji bekerjasama mengatasi kenaikan harga pangan dan energi. Kedua negara juga masih satu suara mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, dan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyatakan perang antara Rusia dan Ukraina telah meningkatkan volatilitas nilai tukar mata uang sehingga menimbulkan risiko bagi stabilitas ekonomi dan keuangan global.
1. Jepang dan AS kerja sama atasi gejolak di pasar valuta asing
Kedua belah pihak berjanji untuk bekerjasama mengatasi masalah mata uang di bawah komitmen mereka sebagai anggota Kelompok Tujuh (G7) dan Kelompok 20 (G20).
“Kami akan terus berkonsultasi secara konsisten di pasar valuta dan bekerjasama sebagaimana mestinya dalam masalah mata uang, sejalan dengan komitmen G7 dan G20 kami,” kata kedua belah pihak dalam pernyataan bersama setelah pertemuan mereka di Tokyo, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (13/7/2022).
2. AS dan Jepang janji bantu Kiev hadapi krisis ekonomi
Kedua pemimpin juga bersama-sama mengutuk invasi Rusia ke Ukraina yang dinilai tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan, serta ilegal. Amerika Serikat dan Jepang juga akan bekerjasama mendukung Kiev dalam mengatasi tantangan ekonominya.
Jepang, negara yang sangat bergantung pada impor minyak, telah bergulat dengan pasokan energi yang terbatas sebagai akibat dari perang Rusia dan Ukraina dan jatuhnya nilai yen terhadap dolar AS.
Suzuki sebelumnya menyatakan keprihatinannya tentang penurunan yen. Ia mengatakan pemerintah akan mengawasi pasar mata uang secara ketat sambil berhubungan dengan Bank of Japan.
3. AS dan Jepang ajak negara lain bantu negara yang sedang hadapi krisis
Yellen dan Suzuki juga mendesak China dan negara-negara lain yang bukan anggota kreditur Klub Paris untuk bekerjasama dalam upaya pengurangan utang negara-negara berpenghasilan rendah yang kini tengah berjuang mengatasi krisis dalam negeri.
“Kami menyambut baik upaya G7 untuk terus mengeksplorasi cara-cara untuk mengekang kenaikan harga energi, termasuk kelayakan batas harga yang sesuai, sambil mempertimbangkan mekanisme mitigasi untuk memastikan bahwa negara-negara yang paling rentan dan terkena dampak mempertahankan akses ke pasar energi,” kata kedua pemimpin itu dalam sebuah pernyataannya.