Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Incar Kesepakatan Mineral Kongo dengan Swasta

Ilustrasi kesepakatan (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi kesepakatan (freepik.com/rawpixel.com)
Intinya sih...
  • AS berencana melibatkan sektor swasta dalam negosiasi mineral strategis dengan Kongo, untuk mengamankan akses ke kobalt dan litium yang melimpah di negara tersebut.
  • Kesepakatan ini diharapkan dapat mengurangi dominasi Tiongkok di sektor pertambangan Kongo, sekaligus mendukung agenda "America First" di bawah pemerintahan Trump.
  • Negosiasi ini juga bertujuan memperkuat hubungan ekonomi bilateral AS-Kongo, meskipun ketidakstabilan keamanan dan isu korupsi menjadi tantangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan bahwa kesepakatan mineral yang sedang dinegosiasikan dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) diharapkan melibatkan sejumlah mitra sektor swasta. Pengumuman pada Kamis (17/4/2025), ini mencerminkan minat AS untuk mengamankan akses ke mineral kritis seperti kobalt dan litium, yang melimpah di Kongo.

Tammy Bruce, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menyatakan bahwa Washington sedang menentukan langkah selanjutnya dalam negosiasi ini dan akan segera memberikan pengumuman lebih lanjut. Kesepakatan ini dianggap strategis untuk mengurangi dominasi Tiongkok di sektor pertambangan Kongo, sekaligus mendukung agenda "America First" di bawah pemerintahan Trump.

1. Konteks kesepakatan mineral

Republik Demokratik Kongo dikenal sebagai salah satu negara terkaya akan sumber daya mineral, menyumbang lebih dari 70 persen produksi kobalt dunia, mineral penting untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi canggih. Namun, sektor pertambangan Kongo saat ini didominasi oleh perusahaan Tiongkok, mendorong AS untuk mencari peluang diversifikasi mitra ekonomi Kongo.

“Kami berharap kesepakatan ini melibatkan berbagai mitra swasta untuk memastikan investasi yang bertanggung jawab dan transparan.” kata Bruce.

Negosiasi ini juga dipandang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral, di tengah tantangan keamanan di Kongo akibat konflik dengan kelompok pemberontak M23 yang didukung Rwanda.

2. Tantangan keamanan dan investasi

Wilayah timur Kongo, yang kaya akan mineral, telah dilanda konflik selama puluhan tahun, dengan lebih dari 100 kelompok bersenjata berlomba menguasai wilayah tambang. Pemberontak M23, yang didukung Rwanda, telah merebut wilayah signifikan pada 2025, menciptakan krisis kemanusiaan dengan lebih dari tujuh juta orang mengungsi.

“Kami ingin memastikan investasi AS dapat merangsang ekonomi lokal sambil mendukung perdamaian yang berkelanjutan di Kongo,” kata Massad Boulos, penasihat senior AS untuk Afrika, usai bertemu Presiden Kongo Felix Tshisekedi di Kinshasa pada awal April 2025.

Namun, analis memperingatkan bahwa ketidakstabilan keamanan dan isu korupsi dapat menghambat minat perusahaan swasta AS untuk berinvestasi.

3. Langkah strategis AS

AS melihat kesepakatan ini sebagai peluang untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok dalam rantai pasok mineral kritis, yang vital untuk industri pertahanan dan teknologi. Tidak seperti Tiongkok yang mengandalkan perusahaan milik negara, AS akan menggandeng sektor swasta, meskipun saat ini belum ada perusahaan tambang AS yang beroperasi di Kongo.

“Kongo memiliki cadangan mineral yang siap diekstraksi, dan kerja sama ini bisa mengubah dinamika geopolitik di sektor pertambangan,” ujar Jason Stearns, pakar Kongo dari Universitas Simon Fraser, Kanada, dikutip dari Reuters.

AS juga tengah menjajaki proyek infrastruktur seperti Koridor Lobito untuk memfasilitasi ekspor mineral Kongo, menunjukkan komitmen jangka panjang di kawasan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us