Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KADIN: B20 Indonesia Punya Daya Tarik Investasi & Legacy Berkelanjutan

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid. (Dok. KADIN)

Jakarta, IDN Times - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia optimistis forum Presidensi B20 2022 akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia, khususnya bidang ekonomi dan bisnis. Keyakinan itu timbul karena forum ini akan mempertemukan berbagai stakeholder mulai dari pemimpin bisnis terkemuka dan organisasi dari negara-negara anggota G20 dan negara-negara lain, sehingga menjadi kesempatan untuk mengeksplorasi potensi bisnis dan investasi di Indonesia. 

B20 sendiri merupakan outreach group dari G20 yang mewakili 6,5 juta komunitas bisnis internasional yang menyumbang 80 persen PDB dunia. B20 merefleksikan peran sektor swasta sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan berimbang. 

Seperti diketahui, KADIN Indonesia telah sebagai penyelenggara Forum B20 Indonesia 2022. Tahun ini, tema besar dari Forum B20 adalah Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif, yang mana juga sejalan dengan G20. Tujuannya, agar B20 dapat menjadi stimulus pemulihan yang lebih kuat dan memiliki dampak berkelanjutan bagi dunia.

1. Empat manfaat perhelatan B20 Indonesia 2022

B20 Indonesia Digitalization Task Force sukses menggelar forum dialog G20-B20 secara hybrid, di Jakarta, Kamis (7/7/2022). (Dok. KADIN)

Arsjad Rasjid, tuan rumah penyelenggara Forum B20 Indonesia sekaligus Ketua Umum KADIN Indonesia memaparkan setidaknya ada 4 kunci manfaat yang dapat Indonesia raup dari perhelatan B20 Indonesia 2022. 

Pertama, Indonesia dapat mendorong agenda-agenda berkelanjutan melalui rekomendasi kebijakan upaya pemulihan ekonomi global yang sudah disusun 6 task force dan 1 action council.

“Melalui forum B20, komunitas bisnis internasional dapat bersama-sama membantu pemerintah memformulasikan, merumuskan, merekomendasikan serta mengadvokasi kebijakan yang terkait pemulihan sosial ekonomi menjadi policy paper,” jelas Arsjad. 

Kedua, menurut Arsjad, melalui Forum B20 ini Indonesia bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan dari komunitas global untuk menjadi pusat investasi di kawasan Asia Tenggara.

“Dengan berkesempatan menjadi tuan rumah G20-B20, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia segala peluang investasi, kestabilan ekonomi serta kemudahan berusaha yang Indonesia miliki sehingga investor bisa tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” ujarnya. 

Ketiga, rangkaian Konferensi B20 yang diadakan offline di Bali pada November ini dipastikan akan berpengaruh besar pada sektor konsumsi, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), dan pariwisata. Pertemuan ini juga akan membawa penghasilan dalam bentuk devisa dan diperkirakan meningkatkan konsumsi dalam negeri hingga US$119,2 juta atau setara dengan Rp1,69 triliun dan PDB domestik hingga Rp7,43 triliun. 

Keempat, dengan Indonesia sebagai tuan rumah G20 tahun ini, Indonesia dapat membuka potensi pertumbuhan ekonomi bagi negara berkembang, tidak terbatas pada sektor digitalisasi, UMKM, transisi hijau yang adil dan terjangkau.

“Kami akan mengundang Global CEO untuk hadir di Indonesia. Kalau kita bisa menjelaskan arti Indonesia Incorporated sesungguhnya, yaitu kolaborasi erat antara perusahaan swasta dan pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik, serta potensi investasi Indonesia di sektor-sektor unggulan, tentu ini dapat meningkatkan perdagangan dan investasi Indonesia demi pengembangan perekonomian nasional,” jelasnya

2. Legacy program berkelanjutan

B20 Indonesia sukses menggelar dua acara sekaligus, yakni Dialog B20-G20 yang merupakan side event The Future of Work & Education Task Force (FOWE TF) dan B20 Goes to Campus, Senin (15/8/2022). (Dok. Istimewa)

Selain itu, Forum B20 Indonesia memiliki program yang belum ada di forum B20 tahun-tahun sebelumnya, yaitu warisan program atau legacy programs. Tujuannya, agar program serta rekomendasi hasil B20 Indonesia 2022 tidak akan berhenti saat presidensi Indonesia berakhir, melainkan terus dilanjutkan oleh negara-negara anggota G20 melalui kolaborasi yang inklusif.

Saat ini, Indonesia juga terus berkoordinasi dengan India dalam kelanjutan legacy program dari Presidensi B20 Indonesia 2022. Seperti yang diketahui, dengan India yang akan menjadi tuan rumah Presidensi B20-G20 tahun depan dan melanjutkan legacy program yang telah dibentuk sekarang.

"Program-program yang dirancang untuk tidak hanya menjadi inisiatif satu waktu atau one time initiative. Tapi juga tetap berjalan setelah Presidensi B20 Indonesia berakhir. Legacy ini juga memastikan pekerjaan B20 tahun ini tidak hanya sekadar rekomendasi sektor swasta kepada pemerintah, tetapi juga program dengan dampak nyata untuk diimplementasikan di masa mendatang,” ujar Arsjad.

3. Jembatan komunikasi dan kerja sama yang erat dan strategis

Aksi kolektif B20 dalam tingkatkan integritas dan kepatuhan (Dok. B20)

Saat ini, ada 3 legacy program di 3 area fokus utama, yaitu transisi hijau, inklusivitas ekonomi melalui pemerataan digitalisasi, dan pemerataan akses kesehatan. 

Untuk transisi hijau, legacy yang disiapkan adalah Carbon Center of Excellence sebagai Knowledge Sharing Hub & Practice Sharing Hub. Carbon Center of Excellence muncul sebagai urgensi dari krisis iklim yang kita hadapi saat ini, dan ditujukan untuk mengembangkan pasar karbon sukarela sebagai sumber pembiayaan alternatif 

Sedangkan untuk pertumbuhan inklusif dan digitalisasi, ada B20 Wiki, yang terdiri dari Wiki Learn, Wiki Do dan Wiki Scale sekaligus One Global Women Empowerment (OGWE). Tidak hanya sebagai sistem pendukung bagi UMKM, B20 Wiki juga turut bertujuan membantu kewirausahaan perempuan dengan peningkatan literasi digital, permodalan, dan keamanan dalam ruang kerja bagi perempuan. 

Sementara pada aspek kesehatan, terdapat program legacy Global “One Shoot” Campaign dalam rangka menyediakan infrastruktur yang relevan untuk mitigasi krisis kesehatan di masa depan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan bisnis global dalam menyediakan akses vaksin, riset klinis dan big data untuk monitoring penyakit.

Legacy program ini dirumuskan oleh 6 Task Force dan 1 Action Council yang terdiri dari berbagai pemimpin bisnis dari perusahaan terkemuka Indonesia dan dunia, termasuk BUMN. Maka dari itu, adanya program ini akan menjadi jembatan komunikasi dan kerja sama yang erat dan strategis antara sektor swasta dengan publik, bisnis dengan pemerintah. (WEB)

Share
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us