Banggar DPR: Langkah Sepihak AS Bawa Petaka Global

- Pemerintah perlu siapkan langkah strategis hadapi tarif resiprokal AS
- Dorong WTO untuk sehatkan perdagangan internasional dan jaga produk ekspor di pasar internasional
- Perbaiki infrastruktur dan kebijakan di pasar saham serta komunikasi publik yang tepercaya
Jakarta, IDN Times - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI meminta pemerintah segera mengambil langkah strategis setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan tarif respirokal ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mewanti-wanti kebijakan Trump diikuti tarif balasan negara-negara besar akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
"Langkah sepihak Amerika Serikat ini kita khawatirkan membawa petaka global seperti era Mckinley. Apalagi negara negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko memberikan balasan serupa. Terbaru, Trump juga mengenakan tarif atas barang barang ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 32 persen," kata Said kepada IDN Times, Jumat (4/4/2025).
1. WTO harus sehatkan perdagangan internasional

Ia menjelaskan kondisi dalam negeri juga menghadapi situasi ekonomi yang tidak mudah, seperti penurunan daya beli, serta kondisi pasar saham dan keuangan yang sangat volatile.
Politikus PDIP ini meminta pemerintah mendorong Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar menyehatkan perdagangan internasional.
Di samping itu, ia meminta pemerintah mengajak dunia mengingatkan WTO agar berjalan sesuai tujuan pembentukannya yakni menjalankan prinsip perdagangan nondiskriminasi, membangun kapasitas perdagangan internasional, transparan, dan perdagangan bebas, serta sebagai forum penyelesaian sengketa perdagangan internasional.
"Mengambil inisiatif melalui forum World Trade Organization (WTO) untuk mengambil kebijakan penyehatan perdagangan global agar lebih adil, dan menopang pertumbuhan ekonomi global secara berkelanjutan. Kita tidak menginginkan hanya untuk kepentingan adidaya, lalu kepentingan masyarakat global untuk mendapatkan kesejahteraan diabaikan," ujar Said.
2. Cari pasar ekspor baru

Said juga meminta pemerintah mengambil langkah-langkah di dalam negeri, antara lain menjaga produk-produk ekspor Indonesia dalam pasar internasional dan mencari pasar pengganti jika produk-produk ekspor Indonesia terhambat akibat kebijakan tarif yang membuat tingkat harga tidak kompetitif.
"Langkah ini untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan," katanya.
3. Perkuat kebutuhan devisa dalam negeri

Selain itu, Said meminta pemerintah memastikan kebijakan penempatan 100 persen devisa hasil ekspor di dalam negeri berjalan dan dipatuhi oleh pelaku ekspor. Hal ini dinilai sebagai jalan memperkuat kebutuhan devisa.
"Memperkuat kebijakan hedging fund untuk pembayaran impor oleh para importir," tambahnya.
Said meminta pemerintah memperluas dan memperdalam skema bilateral currency swap oleh para mitra dagang strategis Indonesia untuk mengurangi kebutuhan pembayaran valas yang bertumpu pada dolar Amerika Serikat.
"Menyiapkan seperangkat kebijakan contra-cyclical pada sisi fiskal untuk membantu dunia usaha menghadapi ketidakpastian global, dan kondisi perekonomian domestik cenderung menurun, namun tetap memastikan fiskal pemerintah sehat," imbuh dia.
4. Bangun komunikasi publik agar pelaku usaha tetap optimistis

Lebih lanjut, Said mendorong pemerintah memperbaiki infrastruktur dan kebijakan di pasar saham dan pasar keuangan untuk mendorong pasar saham dan keuangan lebih inklusif serta tetap menjanjikan bagi investor internasional.
"Juga membangun komunikasi publik yang tepercaya, dialogis dan komunikatif sebagai sumber informasi yang akurat yang dapat dirujuk oleh para pelaku usaha," ucapnya.