4 Kelemahan Memilih Dolar Amerika untuk Investasi Forex

Dolar Amerika (USD) merupakan mata uang yang dianggap paling dominan dalam sistem perdagangan forex, serta sering dianggap sebagai pilihan utama dari para investor. Hal ini diakibatkan karena stabilitas yang dimiliki mata uang tersebut sering dijadikan sebagai cadangan dunia untuk berbagai kebutuhan investasi.
Walau USD memiliki keunggulan tersendiri, namun ada berbagai kelemahan yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebelum menjadikannya sebagai aset utama dalam investasi forex. Berikut ini merupakan beberapa kelemahan dalam memilih mata uang Dolar Amerika untuk keperluan forex agar nantinya tidak sampai rentan menyesal.
1. Dipengaruhi kebijakan Federal Reserve

Pergerakan nilai tukar USD ternyata sangat bergantung pada kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Federal Reserve (The Fed). Suku bunga dan juga kebijakan stimulus yang diterapkan oleh Federal Reserve ternyata bisa menyebabkan terjadinya fluktuasi harga secara signifikan, sehingga hal ini mungkin yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Jika Federal Reserve menaikkan suku bunga, maka nilai USD tersebut bisa saja mengalami penguatan. Namun jika ada kebijakan pelanggaran moneter, maka nilai USD bisa saja mengalami Pelemahan secara signifikan. Ketergantungan yang ada ternyata dapat membuat para investor forex jadi harus selalu memantau kebijakan dari bank sentral AS agar nantinya tidak sampai terjebak dalam pergerakan harga yang merugikan.
2. Sensitif terhadap ketidakstabilan politik dan ekonomi global

Walau USD dianggap sebagai mata uang safe haven, namun nilainya tetap bisa terdampak oleh ketidakpastian global. Peristiwa politik, seperti sanksi ekonomi, perang dagang, hingga penggantian pemerintahan di Amerika Serikat ternyata bisa menimbulkan pergerakan harga yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga.
Perubahan kebijakan ekonomi dalam negeri Amerika Serikat, seperti tingkat utang yang tinggi dan defisit anggaran bisa saja melemahkan daya tarik dari dolar Amerika. Kondisi seperti ini memang dapat membuat investasi forex dalam bentuk USD tidak selalu aman dilakukan, bahkan memiliki risiko eksternal tersendiri.
3. Persaingan dari mata uang lain yang semakin kuat

Dolar Amerika Serikat memang masih mendominasi pasar keuangan global, namun ada pula beberapa mata uang lain yang sudah mulai menunjukkan daya saing secara signifikan. Mata uang seperti Euro (EUR) dan Yuan China (CNY) semakin banyak digunakan dalam sistem perdagangan internasional, bahkan dipilih oleh orang-orang untuk melakukan investasi forex.
Jika dominasi USD semakin menurun dikarenakan diversifikasi mata uang dalam perdagangan global, maka nilai tukarnya bisa saja mengalami tekanan jangka panjang. Para investor forex mungkin perlu mempertimbangkan tren yang satu ini agar tidak hanya bergantung pada USD dalam strategi investasi yang dilakukan.
4. Risiko overvaluasi dan manipulasi pasar

Sebagai mata uang cadangan dunia, maka wajar apabila USD kerap mengalami overvaluasi yang artinya nilainya lebih tinggi dari semestinya. Overvaluasi tersebut memang dapat menimbulkan penurunan daya saing ekspor Amerika Serikat, sehingga pada akhirnya justru dapat melemahkan USD di pasar forex.
USD sangat rentan terhadap intervensi pemerintah dan juga manipulasi pasar oleh bank sentral dan institusi keuangan besar. Jika ada perubahan kebijakan secara mendadak atau manipulasi pasar yang tidak terduga sebelumnya, maka para investor mungkin akan mengalami potensi kerugian besar dalam perdagangan forex.
Walau dolar Amerika Serikat mungkin dianggap sebagai salah satu mata uang populer dalam investasi forex, namun tetap ada berbagai kelemahan yang perlu diperhatikan oleh para investor. Tidak heran jika sebaiknya dapat melakukan analisis mendalam dan mempertimbangkan alternatif lain sebelum memilih USD sebagai instrumen utama dalam investasi. Melalui strategi yang tepat, maka para investor bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan peluang profit di pasar forex!