Bank Aladin Bukukan Pendapatan Rp613 Miliar pada 2024

- Bank Aladin Syariah Tbk berhasil meningkatkan pendapatan operasional hampir 84 persen menjadi Rp613 miliar sepanjang 2024.
- Bank Aladin melakukan berbagai inisiatif strategis seperti optimalisasi ekosistem Alfarmart, peluncuran fitur digital, dan kemitraan dengan institusi keuangan untuk memperluas distribusi produk.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Aladin Syariah Tbk (Bank Aladin) berhasil menggenjot pendapatan operasional hampir 84 persen, yaitu Rp613 miliar sepanjang 2024. Lonjakan pendapatan didorong oleh pertumbuhan margin, bagi hasil serta kenaikan fee based income (FBI) yang tumbuh nyaris lima kali lipat menjadi Rp154 miliar.
Direktur Utama Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi, mengatakan, pencapaian pada tahun 2024 merupakan hasil dari berbagai inisiatif strategis yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan, seperti optimalisasi ekosistem Alfarmart.
“Sepanjang tahun lalu, Bank Aladin Syariah memperluas jaringan layanan keuangan berbasis komunitas melalui lebih dari 20 ribu gerai Alfamart di seluruh Indonesia. Langkah ini sekaligus mendorong inklusi keuangan dan akuisisi nasabah baru secara efisien,” ujar dia.
1. Bank Aladin luncurkan dan sempurnakan fitur digital Ala Deposito

Bank Aladin juga meluncurkan dan menyempurnakan sejumlah fitur digital seperti Ala Deposito, Ala Impian, Ala Berbagi, Banking as a Service, serta integrasi layanan syariah end-to-end yang memudahkan transaksi, menabung, hingga bersedekah secara rutin dan otomatis.
Kemudian, menjalin kemitraan strateis dengan berbagai institusi keuangan, fintech, dan B2B partners untuk memperluas distribusi produk, serta mempercepat pertumbuhan akuisisi pengguna dan dana pihak ketiga.
"Efisiensi operasional berbasis teknologi, termasuk peningkatan proses credit scoring,
manajemen risiko, dan automasi proses layanan nasabah yang berkontribusi pada
penurunan biaya operasional dan kualitas aset yang lebih terjaga," kata dia.
2. Pembiayaan musyarakah naik 180,82 persen

Dia mengatakan, terjadi kenaikan pembiayaan musyarakah sebesar 180,82 persen menjadi Rp4,1 triliun. Pertumbuhan pembiayaan dibarengi dengan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan portofolio yang baik. Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang berhasil dijaga di level 0,03 persen.
Sedangkan, dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan mudharabah juga mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp5,4 triliun. Bahkan total aset Bank Aladin tumbuh 32 persen menjadi Rp9,36 triliun.
"Ini mencerminkan peningkatan kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan syariah digital yang diusung Bank Aladin," ujar dia.
3. Jaga kualitas pembiayaan dan perluas jangkauan

Dengan capaian ini, kata dia, menjadi bukti komitmen Bank Aladin Syariah dalam membangun bank syariah digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
"Ke depan, kami akan terus menjaga kualitas pembiayaan, memperluas jangkauan layanan, dan bermitra lebih luas. Tujuan kami sederhana menjadikan layanan keuangan syariah mudah diakses dan berdampak nyata bagi jutaan orang,” ujar Koko Tjatur.