Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Permata Kantongi Laba Bersih Rp3,6 Triliun pada 2024

Public Expo dan Press Conference 2025. (IDN Times/Triyan).
Public Expo dan Press Conference 2025. (IDN Times/Triyan).
Intinya sih...
  • Bank Permata Tbk mencatat laba bersih Rp3,6 triliun pada 2024, tumbuh 38 persen dari tahun sebelumnya.
  • Pertumbuhan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) sebesar 4 persen, didukung oleh kualitas kredit yang semakin baik.
  • Total aset tumbuh 0,6 persen menjadi Rp259 triliun, dengan efisiensi operasional yang terus ditingkatkan.

Jakarta, IDN Times - PT Bank Permata Tbk (BNLI) membukukan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada 2024. Realisasi ini tumbuh 38 persen dari Rp2,6 triliun dibanding 2023. 

Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli mengatakan, pencapaian positif ini merupakan hasil dari strategi penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional. 

“Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, serta memberikan nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan,” ujar Meliza dalam public expose di Jakarta, Jumat (7/3/2025). 

1. Terapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko kredit

ilustrasi rekam jejak keuangan (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi rekam jejak keuangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Lebih rinci, ia menjelaskan sepanjang 2024, Permata Bank mencatat pertumbuhan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) sebesar 4 persen didukung oleh kualitas kredit yang semakin baik. 

Selain itu, Bank juga disiplin menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko kredit, yang tercermin dari peningkatan kualitas aset.

"Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga Bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah," tuturnya. 

2. Rasio LDR naik jadi 83 persen di 2024

Ilustrasi keuangan. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi keuangan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat ke 83 persen dibandingkan tahun 2023 sebesar 75 persen. Total aset tumbuh 0,6 persen menjadi Rp259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp185 triliun dan rasio CASA di 55 persen. 

"Efisiensi operasional terus ditingkatkan, dengan Cost to Income Ratio (CIR) turun menjadi 50 persen dari 52 persen pada tahun 2023, didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile," ujarnya. 

2. Penyaluran kredit capai Rp155 Triliun

ilustrasi bank (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi bank (IDN Times/Aditya Pratama)

Penyaluran kredit perseroan tumbuh 9 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp155 triliun, dengan segmen korporasi naik 12 persen menjadi Rp89 triliun.

Segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6 persen dan 4 persen. Peningkatan ini diiringi dengan perbaikan rasio kredit bermasalah, di mana gross Non Performing Loan (NPL) turun ke 2,1 persen dari sebelumnya 2,9 persen.

"Untuk Loan at Risk (LAR) turun ke 7,9 persen dari 8,7 persen pada periode sebelumnya," ucapnya. 

4. Bank Permata menjaga kebutuhan cadangan

Ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Meliza menyampaikan, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375 persen dan LAR coverage di 97 persen.

Permata Bank memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan CAR 35 persen dan CET-1 26 persen pada akhir 2024, memberikan fondasi kokoh untuk strategi prioritas bank ke depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us