Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-27 at 15.53.30.jpeg
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Komisi XI Misbakhun di Kementerian Keuangan. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Kemenkeu dan Komisi XI terus berkoordinasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional.

  • Purbaya sampaikan tantangan dan capaian Kemenkeu, Misbakhun siap memberikan dukungan penuh.

  • Misbakhun ingatkan Purbaya untuk fokus pada desain ekonomi besar yang mendukung visi Presiden.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak ada perseteruan antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ia memastikan kedua lembaga tersebut terus bersinergi dalam merumuskan serta menjalankan kebijakan ekonomi nasional.

Hal tersebut disampaikan Purbaya usai makan siang dan berbincang dengan Ketua Komisi XI DPR, Misbakhun, pada Senin (27/10/2025). Dalam pertemuan itu, keduanya saling bertukar pandangan dan memberikan masukan terkait pengelolaan keuangan negara.

“Yang paling penting, di media banyak diberitakan seolah kami berseteru. Katanya saya sama Pak Misbakhun ribut, padahal kami tidak pernah ada masalah,” ujar Purbaya.

1. Kemenkeu dan komisi XI terus menjalin koordinasi dan komunikasi terkait kebijakan ekonomi

Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Purbaya menjelaskan, Kemenkeu dan Komisi XI DPR terus berkoordinasi dalam pelaksanaan kebijakan ekonomi, terutama untuk mendorong percepatan realisasi belanja negara guna menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Ia menilai, serapan belanja negara selama ini masih belum optimal, padahal memiliki peran penting dalam memperkuat pertumbuhan.

“Beliau (Misbakhun) justru sangat mendukung. Tujuannya agar penyerapan anggaran bisa lebih cepat. Saya ingin pertumbuhan ekonomi di triwulan IV ini bisa di atas 5,5 persen. Jadi semuanya harus belanja,” jelasnya.

2. Purbaya sampaikan berbagai tantangan dan capaian Kemenkeu

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Misbakhun mengatakan dalam pertemuan tersebut, Purbaya memaparkan berbagai capaian dan tantangan yang dihadapi Kementerian Keuangan. Ia menegaskan, Komisi XI DPR siap memberikan dukungan agar pelaksanaan kebijakan fiskal dapat berjalan efektif.

“Pak Purbaya menjelaskan dalam rangka menjalankan seluruh program dan arahan Bapak Presiden, beliau membutuhkan dukungan penuh dari DPR,” ujar Misbakhun.

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, Fraksi Golkar akan terus memberikan dukungan terhadap kinerja Kementerian Keuangan, baik dari sisi kebijakan fiskal maupun dukungan politik.

“Partai Golkar, sebagai partai utama pendukung Bapak Presiden Prabowo, akan memberikan dukungan penuh kepada Pak Purbaya selaku Menteri Keuangan,” tegasnya.

3. Sempat menyinggung Purbaya yang disebut kerap mengomentari kebijakan kementerian lain

Ketua Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun (dok. DPR RI/Andri)

Sebelumnya, Misbakhun, mengingatkan Menteri Keuangan untuk lebih menjaga komunikasi politik dan fokus membangun sinergi dalam tim ekonomi pemerintah.

“Pak Purbaya harus berhenti terlalu sering mengomentari kebijakan kementerian lain. Fokuslah pada desain ekonomi besar yang ingin dia bangun untuk mendukung visi Presiden,” ujar Misbakhun dalam sebuah diskusi ekonomi, sebagaimana dikutip dari laman Parlementaria, Senin (13/10/2025).

Misbakhun menyoroti pernyataan Purbaya soal kemungkinan pemotongan atau pengalihan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap. Menurutnya, alokasi anggaran tersebut memiliki dimensi politik dan tidak bisa serta-merta dialihkan tanpa pembahasan bersama DPR.

“Itu tidak bisa dilakukan begitu saja. Harus ada pembahasan dengan DPR,” tegasnya.

Ia juga mengkritik respons Purbaya terkait perubahan target defisit APBN yang dilakukan sepihak tanpa konsultasi langsung dengan DPR.

“Ketika tiba-tiba Pak Purbaya menaikkan defisit dari 2,48 menjadi 2,68 persen, itu seharusnya dibahas terlebih dahulu. Tapi karena masih dalam proses pembahasan APBN, kami beri ruang. Hal-hal seperti ini perlu disinergikan dengan DPR agar kebijakan tidak terkesan sepihak,” ujar Politisi Partai Golkar itu.

Lebih lanjut, Misbakhun mendorong agar kebijakan fiskal pemerintah berpihak pada rakyat, khususnya dalam menjaga daya beli dan memperkuat kelas menengah. Ia bahkan mengusulkan agar tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diturunkan kembali.

“Kalau perlu PPN kita turunkan lagi ke 10 persen, bahkan 8 persen, demi mendorong konsumsi dan menjaga daya beli masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan pentingnya reformasi sistem perlindungan sosial bagi kelompok masyarakat rentan agar tidak jatuh miskin.

“Desain kebijakan fiskal harus menyentuh kelompok yang rentan turun kelas. Ini bagian dari kesejahteraan yang dikehendaki Presiden Prabowo,” jelasnya.

Editorial Team