Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Bocoran Prospek IPO dari Bos BEI Saat IHSG Terus Tertekan

Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • BEI yakin prospek IPO tetap baik meski IHSG mengalami gejolak
  • OJK menerbitkan kebijakan buyback saham tanpa mekanisme RUPS untuk stabilisasi pasar modal
  • Ada 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan rincian sektor beragam

Jakarta, IDN Times - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih yakin dengan prospek pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di tengah gejolak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu, pasar modal RI juga diguncang aksi net sell atau jual bersih yang dilakukan investor asing.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan, antrean atau pipeline IPO di BEI tidak mengalami perubahan kendati IHSG mengalami pelemahan.

"Saya lihat secara pipeline gak berubah. Ini kan kita bicara (IHSG melemah) kemarin, IPO itu kan jangka panjang, masih ada satu tahun. Kita sudah lihat hari ini, sudah 10 yang listing," kata Iman di Main Hall BEI Jakarta, Rabu (19/3/2025).

1. Penambahan permintaan di saham domestik

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Di sisi lain, Iman meyakini bakal ada penambahan permintaan yang terjadi di pasar saham domestik. Hal itu tidak terlepas dari kebijakan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pembelian kembali atau buyback saham tanpa mekanisme RUPS.

"Ada upaya-upaya yang dilakukan oleh OJK dan kita harapkan akan ada penambahan-penambahan permintaan lain yang terjadi di domestik. Kita harapkan bisa juga kepercayaan dari asing," ujar Iman.

2. Ada 26 perusahaan dalam pipeline BEI

Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Per 14 Maret 2025, tercatat 10 perusahaan mencatatkan saham di BEI dengan penghimpunan dana Rp3,88 triliun. Adapun kini tercatat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline sesuai POJK Nomor 53/POJK.04/2017, ada satu perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar dan 25 perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.

Berikut ini rincian sektornya:

  •  6 perusahaan sektor Consumer Non-Cyclicals
  • 4 perusahaan sektor Healthcare
  • 4 perusahaan sektor Industrials
  • 3 perusahaan sektor Basic Materials
  • 3 perusahaan sektor Energy
  • 2 perusahaan sektor Transportation & Logistic
  • 1 perusahaan sektor Financials
  • 1 perusahan sektor Consumer Cyclicals
  • 1 perusahaan sektor Infrastructures
  • 1 perusahaan sektor Technology.

3. OJK rilis aturan buyback tanpa RUPS

OJK resmi menerbitkan aturan buyback saham tanpa RUPS (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
OJK resmi menerbitkan aturan buyback saham tanpa RUPS (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya, OJK resmi menerbitkan kebijakan pembelian kembali atau buyback saham tanpa mekanisme RUPS. Kebijakan tersebut dikeluarkan bersamaan dengan volatilitas pasar yang terus terjadi saat ini.

OJK juga mengeluarkan kebijakan itu dengan pertimbangan, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 19 September 2024 mengalami tekanan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 18 Maret 2025 sebesar 1.682 poin atau minus 21,28 persen dari Highest to Date.

"Berkenaan dengan kondisi tersebut di atas, maka OJK menetapkan status kondisi lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g POJK Nomor 13 Tahun 2023 (POJK 13/2013) sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us