Begini Kabar Pembentukan Perusahaan Patungan Antam dan LG
Jakarta, IDN Times - Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang (Antam), Dolok Robert Silaban menyampaikan update terkini perihal rencana joint venture antara pihaknya dengan LG Energy Solution.
Seperti diketahui, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) saat ini tengah mengembangkan proyek industri hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV battery) dengan Industry Battery Corporation (IBC) dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan LG Energy Solution.
"Direncanakan akan dilaksanakan groundbreaking dalam waktu yang tidak lama lagi. Ini akan disesuaikan dengan jadwal dari persetujuan kita menentukan joint venture," ucap Dolok dalam rangkaian Public Expose 2022, Jumat (16/9/2022).
1. Kapasitas yang bisa dihasilkan dari kerja sama dengan CBL
Adapun kerjasama antara Antam dan CBL diperkirakan bakal mencapai 18 juta ton nikel per tahunnya.
Sementara itu, kerjasama antara Antam dengan LG diproyeksikan bakal menyerap 16 juta ton nikel ore di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Dolok menyampaikan, pihaknya menargetkan bisa menyerap nikel ore akan mencapai 32 juta hingga 34 juta ton per tahun pada masa mendatang.
"Kedua partner ini akan melakukan hilirisasi sampai dengan battery recycle Antam. Kita akan memproduksi nikel di seluruh kapasitas tersebut, kedua-duanya sebesar 340 ribu ton nickel content," ucap dia.
2. Kerja sama dengan LG diharapkan bisa tahun ini
Dolok pun berharap kerjasama antara Antam dengan LG bisa benar-benar terealisasi tahun ini. Adapun skema kerjasama yang diajukan antara Antam dan mitranya baik LG maupun CBL adalah 51-49.
Sebesar 51 persen saham dimiliki Antam, sedangkan 49 persen sisanya dimiliki CBL atau LG.
"Jadi kerja sama kita dengan LG nantinya memang kita harapkan tahun ini, tapi kalau untuk bulan ini joint venture agreement-nya kita belum bisa capai karena ada beberapa hal yang masih harus kita selesaikan dengan pihak partner," tutur Dolok.
3. Jokowi ingin hilirisasi nikel bukan dalam bentuk mentah

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan Indonesia kaya akan nikel, bauksit, timah hingga tembaga. Dia juga berkomitmen Indonesia akan menyuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia, namun tidak akan dikirim dalam bentuk mentah.
“Bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi,” ucap Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi menuturkan, hilirisasi nikel yang telah dilakukan Indonesia sejak 2015 sudah memberikan dampak. Mulai dari penciptaan lapangan kerja, hingga di sisi ekspor maupun neraca perdagangan.
“Nilai ekspor Indonesia 230 miliar dolar AS, di mana besi baja berperan sangat besar peningkatannya. Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai 20,9 miliar dolar AS meningkat dari sebelumnya hanya 1,1 miliar dolar AS di tahun 2014. Tahun 2022 ini saya kira bisa mencapai 28 hingga 30 miliar dolar AS,” ujar Jokowi.