Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Strategi Pemerintah Genjot Produksi 1 Juta Barel Minyak di 2029

20251125_121305(1).jpg
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Pemerintah jamin kepastian hukum dengan regulasi baru
  • Penerapan teknologi EOR dan optimalisasi sumur untuk peningkatan produksi minyak
  • Dorong investasi migas lewat Offering Pipeline, Prosperity Catalog, dan Program Adjustment
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan pemerintah berupaya mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas). Langkah tersebut diarahkan untuk memperkuat keamanan energi nasional, dengan target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari.

"Pada 2029, Indonesia akan mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari, memperkuat kedaulatan energi nasional dan mendorong pembangunan berkelanjutan," katanya dalam Grand Launching Indonesia's Oil and Gas Exploration 2025 di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

1. Pemerintah jamin kepastian hukum

20251125_121305.jpg
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. (IDN Times/Trio Hamdani)

Yuliot menjelaskan pemerintah berkomitmen menciptakan iklim migas yang kompetitif dan kondusif bagi investor. Pemerintah, katanya, memastikan adanya kepastian hukum dan kemudahan berusaha melalui penerbitan sejumlah regulasi pendukung.

Regulasi tersebut antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja. Aturan-aturan itu dinilai membuka ruang untuk kerja sama yang lebih transparan dan efisien.

Pemerintah juga menyiapkan 75 blok migas yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan wilayah lepas pantai untuk dikembangkan melalui penugasan maupun lelang reguler.

"Saat ini terdapat sembilan blok migas yang telah ditetapkan kepada badan usaha untuk dikembangkan, dan lainnya akan segera menyusul," paparnya.

2. Penerapan teknologi EOR hingga optimalisasi sumur

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Strategi jangka pendek hingga menengah peningkatan produksi minyak difokuskan pada tiga hal. Pertama, identifikasi dan evaluasi cadangan yang belum tergarap.

Kedua, pemanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan waterflooding di lapangan yang dinilai berpotensi. Ketiga, optimalisasi pemanfaatan sumur yang dianggap ideal.

"Langkah terarah ini dirancang untuk memaksimalkan produksi dari wilayah kerja yang ada," kata Yuliot.

Selain itu, pemerintah turut membangun infrastruktur penunjang, seperti jaringan pipa transmisi dan distribusi migas, peningkatan kapasitas kilang domestik, pembangunan fasilitas penyimpanan, hingga penambahan pengiriman kargo migas.

3. Dorong investasi migas lewat sejumlah cara

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Yuliot juga menguraikan langkah pemerintah mendorong investasi di sektor migas. Pertama, penyediaan Offering Pipeline untuk memberikan urutan wilayah kerja secara jelas sehingga dapat mempercepat investasi eksplorasi dan memberi kepastian bagi calon investor.

Kedua, penyusunan Prosperity Catalog dan Update Geodata yang menyediakan ringkasan data geofisika dari cekungan prioritas guna membantu pengambilan keputusan eksplorasi. Ketiga, peluncuran platform resmi IONGE sebagai pusat data teknis, regulasi, dan informasi investasi.

Selain itu, pemerintah menjalankan Program Adjustment untuk mempromosikan peluang eksplorasi Indonesia secara global melalui pendekatan yang terarah.

Menurut Yuliot, pemerintah berharap berbagai upaya tersebut dapat membuka peluang baru, memperkuat ketahanan energi, dan mendukung pembangunan energi nasional yang berkelanjutan.

"Pekerjaan yang harus kita lakukan besar, tetapi dengan keahlian kolektif dan komitmen yang teguh, saya yakin kita dapat membuka peluang baru, memperkuat ketahanan energi, dan memberikan kontribusi bermakna bagi masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us

Latest in Business

See More

60 Persen Kebutuhan Pertalite RI Masih Dipasok Impor

25 Nov 2025, 14:32 WIBBusiness