Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Biaya Hidup di Inggris Melonjak, PM Liz Truss Akan Batasi Harga Energi

Potret Perdana Menteri Inggris, Liz Truss (twitter.com/trussliz)
Potret Perdana Menteri Inggris, Liz Truss (twitter.com/trussliz)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Inggris, Liz Truss pada Kamis (8/9/2022) akan membatasi harga energi domestik untuk sektor bisnis dan rumah tangga. Rencana itu untuk meredakan krisis biaya hidup dalam menghadapi kehidupan musim dingin nanti.

Dia juga berencana akan menyetujui lebih banyak pengeboran minyak di Laut Utara dan mencabut larangan Fracking. Hal itu merupakan upaya Inggris dalam meningkatkan pasokan energi domestik.

"Kami mendukung negara ini melalui musim dingin ini dan berikutnya dan mengatasi akar penyebab harga tinggi sehingga kami tidak pernah berada dalam posisi yang sama lagi," ujar Truss kepada anggota parlemen di House of Commons.

1. Tagihan energi rumah tangga tidak akan lebih dari Rp 43 juta per tahun

Truss mengatakan, adanya “jaminan harga energi” untuk dua tahun, membuat rata-rata tagihan rumah tangga tidak akan melebihi dari 2.500 pound (sekitar Rp43 juta) per tahun untuk listrik dan pemanas.

Menurut laporan AP, tagihan seharusnya naik menjadi 3.500 pound (sekitar Rp 60 juta), yang berarti tiga kali lipat dari biaya tahun lalu. Lonjakan itu disebabkan karena invasi Rusia ke Ukraina, COVID-19, dan Brexit.

Pemerintah Inggris belum mengatakan berapa biaya dari batas harga tersebut. Namun, diperkirakan akan mencapai lebih dari 100 miliar pound (sekitar Rp 1,7 triliun). Truss telah menolak usulan oposisi untuk mengenakan pajak tak terduga dari keuntungan perusahaan minyak. 

Oposisi dari Partai Buruh mengatakan bahwa upaya tersebut berarti membuat pembayar pajak Inggris harus membayar tagihan mereka. 

Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, mengatakan bahwa, "RUU itu akan diambil oleh orang-orang yang bekerja daripada perusahaan minyak." Pengusaha minyak diperkirakan akan menghasilkan keuntungan 170 miliar pound (sekitar Rp 2,9 triliun) dalam dua tahun ke depan karena melonjaknya harga.

2. Truss sebut krisis energi terjadi karena invasi Rusia ke Ukraina

Invasi di Ukraina telah menyebabkan krisis energi di seluruh Eropa. Sejauh ini, Rusia telah menghentikan pasokan gas alam yang tergolong murah bagi industri dan rumah tangga. Meski Inggris mengimpor sebagian besar gas alamnya dari Norwegia, terhentinya pasokan gas dari Moskow rentan terhadap perubahan harga secara global.

"Alasan kami berada dalam situasi sulit ini adalah karena perang mengerikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin di Ukraina," kata Truss. 

“Tetapi kita perlu memastikan bahwa pasokan energi kita lebih tangguh dan lebih aman, sehingga kita tidak akan pernah berada dalam situasi ini lagi.” tambahnya.

Truss mengumumkan bahwa “gugus tugas pasokan energi” yang baru, akan menegosiasikan kontrak energi jangka panjang dengan pemasok domestik dan Internasional. Inggris juga akan meningkatkan semua sumber energi di negaranya.

3. Inggris akan tangguhkan larangan pengeboran minyak

Ilustrasi anjungan lepas pantai (pixabay.com/David Mark)
Ilustrasi anjungan lepas pantai (pixabay.com/David Mark)

Dilansir Reuters, dalam beberapa tahun terakhir, Inggris telah meningkatkan jumlah energi yang dihasilkan oleh tenaga angin. Disusul dengan rencana lainnya yaitu membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang lebih banyak.

Truss mengatakan, dia akan mengeluarkan lebih dari 100 lisensi baru untuk pengeboran minyak dan gas di Laut Utara dan mengakhiri larangan Fracking di Inggris.

Upaya tersebut berpotensi dikecam oleh para aktivis lingkungan. Hal itu karena Inggris telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon menjadi nol pada tahun 2050.

Perdana menteri itu mendukung komitmen Inggris terhadap misi nol karbon. Akan tetapi, hal itu tidak boleh menimbulkan biaya yang besar bagi bisnis dan kehidupan masyarakat di Inggris.

Sebelumnya, Inggris menangguhkan proses Fracking pada November 2019. Pihaknya menganggap bahwa mustahil untuk memprediksi adanya getaran secara akurat, yang disebabkan oleh pengeboran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Ernia Karina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us