Bisakah Harga Saham BCA Kembali ke Level Rp10 Ribu?

- Harga saham BCA saat ini di level Rp8.000-an, pasar berharap mencapai Rp10.000 per lembar saham.
- Saham BBCA mengalami rebound karena fundamental perseroan yang tetap kuat dan buyback usai Lebaran.
- BCA mencetak laba bersih sebesar Rp14,1 triliun dan pertumbuhan kredit di berbagai sektor, termasuk ESG.
Jakarta, IDN Times - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA saat ini berada di level Rp8.000-an dan pasar pun berekspektasi hal tersebut bisa kembali ke level Rp10.000 per lembar saham.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengaku tidak bisa memprediksi arah harga saham perusahaan yang dipimpinnya. Meski begitu, Jahja meyakini dengan fundamental perseroan yang solid, harga saham BBCA bisa kembali pada level tertingginya.
"Kalau tadi ditanya apakah bisa kembali ke level Rp10.000 di tahun ini. Nah, untungnya saya bukan fortune teller. Saya gak punya bola kaca yang digosok-gosok melintir keluar angka gitu ya. Jadi, saya jujur katakan gak tahu. Bisa saja tercapai sebelum akhir tahun, bisa tahun depan," tutur Jahja dalam konferensi pers virtual, dikutip Kamis (24/4/2025).
1. Saham BBCA alami rebound belakangan ini

Saham BBCA belakangan ini mengalami rebound. Menurut Jahja, hal itu terjadi lantaran pasar merespons fundamental perseroan yang tetap kuat sampai saat ini.
Di sisi lain, buyback yang dilakukan BCA usai Lebaran juga jadi pemicu naiknya kembali harga saham bank dengan dominasi warna biru tersebut.
"Market driven untuk bank-bank yang memang fundamentalnya bagus ataupun perusahaan non-bank sekalipun yang fundamentalnya bagus, itu segera akan kelihatan rebound," kata Jahja.
2. BCA cetak laba bersih pada kuartal I-2025

Dari sisi kinerja, BCA mampu mencetak laba bersih sebesar Rp14,1 triliiun sepanjang kuartal I-2025. Capaian tersebut tumbuh 9,8 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Kinerja solid BCA juga dibuktikan lewat perolehan total kredit sebesar Rp941 triliun per Maret 2025 atau naik 12,6 persen yoy. Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor dan disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.
"Momentum Ramadan dan Idul Fitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025. BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dan segmen secara pruden. Kami optimistis menatap pertumbuhan bisnis ke depannya, di tengah dinamika dan tantangan pasar," tutur Jahja.
3. Rincian pertumbuhan kredit BCA

Data BCA menunjukkan, kredit korporasi mencatat kenaikan sebesar 13,9 persen yoy menjadi Rp443,4 triliun pada kuartal I-2025 dan telah menjadi kontributor utama pertumbuhan total kredit BCA.
Kredit komersial juga tumbuh sebesar 9,9 persen yoy menjadi Rp137,4 triliun. Kemudian kredit UKM mengalami kenaikan sebesar 12,9 persen menjadi Rp124,5 triliun.
Kredit konsumer naik 11,3 persen yoy menjadi Rp225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen hingga Rp135,3 triliun. Adapun kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp67,1 triliun dan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen yoy hingga Rp23,3
triliun.
Selain itu, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan juga turut tumbuh 19 persen yoy menjadi sebesar Rp235 triliun.
"Mencerminkan komitmen BCA terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Nilai ini sekitar 25 persen total portofolio pembiayaan. BCA menyediakan promo suku bunga spesial bagi debitur SME pada kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan sektor pendidikan," kata Jahja.