Bos Bank Indonesia: Ruang Penurunan BI Rate Makin Terbatas

- Suku bunga BI saat ini di level 6 persen
- Inflasi Oktober terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen
- Proyeksi penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps pada Desember 2024
Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, ruang penurunan suku bunga ke depan lebih terbatas sejalan dengan berbagai perkembangan dinamika di global dan domestik.
Oleh karena itu, Perry berkomitmen untuk terus memantau berbagai pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi kedepan untuk mendorong penurunan suku bunga acuan lebih lanjut.
"Jadi masih terbuka, tapi tentu saja akan sangat tergantung dengan kondisi (ekonomi). Jadi ruangannya yang dulu mungkin agak lebar, sekarang lebih terbatas. Jadi sabarnya, R-nya lebih banyak lagi, tambah panjang," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
1. BI pantau perkembangan dinamis ekonomi global

Menurut Perry, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Inflasi IHK pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,71 persen (yoy) dipengaruhi oleh inflasi inti yang terkendali pada level 2,21 persen (yoy), dan inflasi volatile food (VF) yang terus menurun menjadi 0,89 persen (yoy).
Dengan mempertimbangkan laju inflasi dalam negeri yang rendah, Perry menyebut ruang penurunan suku bunga sangat terbuka. Namun, dengan perkembangan dinamika global yang sangat cepat, fokusnya adalah kebijakan moneter yang diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
"Fokus kami adalah fokus kebijakan moneter itu diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di AS. Karena itu, ke depan, mengenai suku bunga gimana, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang," ucap Perry.
2. Inflasi AS turun lebih lambat, ruang penurunan suku bunga The Fed makin terbatas

Di samping itu, Perry memproyeksi The Fed masih akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Desember 2024. Adapun, suku bunga acuan The Fed saat ini berada pada kisaran 4,50 persen-4,75 persen, alhasil Bank Sentral telah memangkas suku bunga sebesar 75bps pada tahun 2024.
Sementara itu untuk tahun depan, Perry memperkirakan FFR hanya akan turun dua kali dengan total penurunan 50 bps. Hal ini dipicu oleh proses penurunan inflasi AS yang diperkirakan akan berjalan lebih lambat, sehingga penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) diprakirakan juga akan lebih terbatas.
"Tahun depan kami perkirakan semula turun 75-100 bps dengan penurunan 3-4 kali. Perkiraan kami terkini hanya turun 50 bps, dua kali saja tahun depan," ucap Perry.
3. Perkembangan politik di AS diikuti arah kebijakan fiskal AS yang ekspansif

Bank Indonesia menyebut, perkembangan politik di AS akan diikuti oleh arah kebijakan fiskal lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik (inward looking policy), termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat.
Sementara itu, tekanan pelemahan nilai tukar berbagai mata uang dunia semakin tinggi dan terjadi aliran keluar portofolio asing, termasuk dari negara Emerging Market (EM).
"Penguatan respons kebijakan diperlukan untuk memperkuat ketahanan eksternal dari dampak negatif memburuknya rambatan global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara EM, termasuk Indonesia," ucapnya.