Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Bulog Sebut Harga Gabah Sudah Mulai Turun, Beras Kapan?

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan harga gabah sudah mulai turun ke level Rp6.700 per kilogram (kg).

“Harga gabah sekarang sudah turun Rp500, Rp1.000, Rp1.500. Rata-rata nasional Rp6.700/kg. Itu data Bapanas, jadi harganya sudah turun,” kata Bayu dalam media briefing di Jakarta, Senin (18/3/2024).

1. Harga beras juga akan turun

Ilustrasi beras yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurut Bayu, harga beras juga akan mengikuti harga gabah. Dia memprediksi, harga beras akan turun ke Rp13.500-14.000/kg.

“Kalau gabahnya sudah mulai turun di Rp6.700-an, maka bisa diperkirakan harga beras di kisaran Rp13.500-14.000. Tentu ini bervariasi berdasarkan mutu dan jenis dari beras. Kalau beras-beras super premium mungkin masih ada di Rp17 ribu,” tutur Bayu.

2. Bulog serap beras dalam negeri dan juga impor

Beras impor dari Vietnam dan Thailand penuhi kebutuan di Kalbar. (IDN Times/Teri).

Bayu mengatakan, dalam rangka stabilisasi stok dan harga beras, Bulog terus melakukan pengadaan dengan impor beras, dan juga menyerap produksi dalam negeri.

Namun, penyerapan beras lokal dilakukan secara komersial, karena harganya di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Bulog menyerap sebanyak mungkin beras dalam negeri. Beras tersebut kemudian dijual Bulog secara komersial.

Bayu mengatakan, dalam menyerap beras dalam negeri, pihaknya memperhitungkan dengan baik, untuk mencegah persaingan yang bisa menambah lonjakan harga beras.

“Bulog akan menyerap sebanyak yang bisa diserap. Namun, kalau Bulog terlalu kencang melakukan pengadaan, maka Bulog akan berkompetisi dengan penggilingan padi. Dan ini harganya akan naik,” ujar Bayu.

3. Stok beras komersial bisa digunakan untuk operasi pasar

Stok beras SPHP di Gudang Bulog Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Adapun stok yang diserap Bulog dari dalam negeri diolah menjadi beras premium. Jika diperlukan, maka Bulog akan mengalihkan stok beras komersial itu untuk penyaluran bantuan pangan, operasi pasar, dan sebagainya.

“Nanti kalau diperlukan kita bisa mengalihkan ke PSO apakah untuk bantuan pangan, SPHP, dan lain-lain. Itu sama dengan pengadaan luar negeri karena itu sebenarnya komersial. Kuncinya kita punya stoknya dulu,” ucap Bayu.

Saat ini, Bulog sudah menyerap kurang lebih 15 ribu ton dengan mekanisme komersial. “Sudah menyerap (komersial). Sampai saat ini msh kecil, baru sekitar 15 ribu-an ton,” ujar Bayu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us