Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Kereta Cepat Buka Suara Proyeknya Bikin BUMN WIKA Rugi

ilustrasi KCIC (Whoosh) (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Dwiyana Slamet Riyadi menegaskan penagihan kontraktor harus mengikuti klausul kontrak yang disepakati.
  • Perusahaan harus menerapkan Good Corporate Governance dalam penagihan dari kontraktor, termasuk WIKA.

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, menanggapi soal klaim kerugian yang dialami PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Dwiyana menegaskan, segala bentuk penagihan dari pihak kontraktor, dalam hal ini WIKA, harus mengikuti klausul yang sudah disepakati dalam kontrak.

"Kalau di KCIC, WIKA itu kan sebagai kontraktor, ya, kan? Artinya, kalau semua penagihan dari kontraktor itu harus ikutin klausul yang ada di kontrak," kata dia kepada jurnalis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024).

1. Segala penagihan harus sesuai tata kelola yang baik

Kereta Cepat Whoosh (Dok. KCIC)

Dwiyana menggarisbawahi pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dalam segala bentuk penagihan yang diajukan oleh kontraktor proyek, termasuk Wijaya Karya.

"Semuanya harus GCG, itu aja," ujar Dwiyana.

2. Penjelasan Kementerian BUMN soal kerugian yang dialami WIKA

Wamen BUMN, Kartika Wirjoatmodjo saat hadir di acara IDN Academy di IDN HQ pada Selasa (23/7/2024). (IDN Times/Tata Firza)

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko juga buka suara soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh yang disebut menyumbang kerugian keuangan kepada PT WIKA.

Menurutnya, sebagai kontraktor, kerugian yang dialami WIKA dilihat dari proses pengerjaan konstruksinya. Selain itu, proyek Whoosh yang belum satu tahun beroperasi juga masih merintis alias masih mengejar target operasional yang ditetapkan.

“Kan biasalah project seperti itu pasti ada di awal-awal traffic-nya kita naikkan. Tapi yang skala besar itu sebenarnya kerugian di project ya lebih karena kontraktornya mereka,” kata Tiko saat mengunjungi IDN HQ di Jakarta, Selasa (23/7/2024).

3. Pernyataan WIKA soal proyek kereta cepat bikin rugi perusahaan

Kantor pusat PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)

Sebagai informasi, WIKA merupakan anggota konsorsium BUMN alias PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) di proyek Whoosh. WIKA mengantongi 39,12 persen saham PSBI.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengatakan, perusahaan mengalami kerugian besar pada 2023. Salah satu penyumbang kerugian adalah proyek Kereta Cepat Whoosh. Tingginya beban bunga di proyek tersebut juga menyebabkan kerugian besar bagi WIKA.

“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun sehingga hampir Rp12 triliun," kata Agung Budi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

WIKA pun harus mengajukan pinjaman dengan menerbitkan obligasi yang menimbulkan beban keuangan hingga Rp11 triliun.

"Sehingga memang dengan pinjaman yang cukup besar ini di dalam laporan tadi ada dua komponen. Pertama adalah beban bunga yang memang cukup tinggi. Kedua adalah beban lain-lain, di antaranya mulai tahun 2022 itu kita juga sudah mulai mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat yang tiap tahun juga cukup besar," ujar Agung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us