Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Cegah Panic Buying agar Tidak Ganggu Dana Darurat

ilustrasi panic buying atau beli panik (unsplash.com/John Cameron)
ilustrasi panic buying atau beli panik (unsplash.com/John Cameron)

Jakarta, IDN Times - Panic buying kerap membuat pengeluaran bengkak dan merusak rencana menabung dana darurat. Maka dari itu, kamu perlu menghindari yang namanya panic buying agar dana daruratmu tetap aman dari gangguan.

Mengutip Ruang Menyala OCBC, panic buying dapat diartikan sebagai tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana atau krisis, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.

Kejadian panic buying dapat dilihat ketika awal-awal masa pandemik COVID-19 lima tahun lalu. Kala itu, orang-orang memborong banyak barang di pasar lantaran khawatir adanya kelangkaan dan harganya menjadi mahal.

Meski begitu, panic buying juga bisa terjadi pada situasi normal. Hal tersebut biasanya terjadi ketika seseorang khawatir ketinggalan tren atau istilahnya Fear of Missing Out alias FOMO.

Perilaku pembelian semacam ini dapat menyebabkan kekurangan stok barang. Selain itu, panic buying juga dilakukan tanpa perhitungan yang matang sehingga keuangan akan terpengaruh karena digunakan untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak esensial.

Lantas bagaimana cara mencegah diri ini melakukan panic buying dan membuat dana darurat tetap aman? Berikut tipsnya dari Ruang Menyala OCBC:

1. Pahami pemicu panic buying

Ilustrasi panic buying.
Ilustrasi panic buying. Shutterstock/Gerdie Hutomo

Langkah pertama untuk mencegah panic buying adalah mengenali pemicunya. Panic buying biasanya dipicu oleh rasa takut kekurangan, baik karena isu krisis ekonomi, bencana, pandemik, atau berita yang dibesar-besarkan di media sosial.

Saat kamu memahami faktor pemicu ini tidak sepenuhnya akurat atau hanya bersifat sementara, kamu akan lebih rasional dalam mengambil keputusan. Ingat, membeli berlebihan justru bisa bikin stok berlebihan di rumah dan uang di dompet menipis!

2. Buat daftar belanja berdasarkan kebutuhan

ilustrasi membuat daftar belanja (freepik.com/freepik)
ilustrasi membuat daftar belanja (freepik.com/freepik)

Sebelum berangkat ke pasar atau supermarket untuk belanja, biasakan membuat daftar belanja yang detail. Biasanya berisi apa saja yang memang benar-benar dibutuhkan untuk periode tertentu, misalnya seminggu atau sebulan.

Dengan begitu, kamu punya panduan jelas dan tidak mudah tergoda membeli barang lain yang sebenarnya tidak mendesak. Disiplin mengikuti daftar ini adalah kunci supaya belanja tetap terukur.

3. Tetapkan anggaran belanja

ilustrasi membuat anggaran belanja (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi membuat anggaran belanja (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Langkah ketiga mencegah panic buying adalah dengan menetapkan batas nominal belanja harian, mingguan, atau bulanan. Pastikan angkanya sesuai kemampuan finansial dan pos keuangan yang sudah dialokasikan.

Panic buying terjadi karena orang belanja tanpa memperhitungkan anggaran. Jika punya batas anggaran yang jelas, kamu akan otomatis mengerem saat belanja mulai kebablasan.

4. Gunakan prinsip delay buying

ilustrasi hidup hemat (freepik.com/shurkin_son)
ilustrasi hidup hemat (freepik.com/shurkin_son)

Ketika tergoda untuk membeli barang karena khawatir akan habis, coba tunda minimal 24 jam sebelum memutuskan. Cara kerjanya mirip dengan menunda kepuasan sesaat atau delayed gratification.

Prinsip ini membantu otak berpikir lebih rasional, mengevaluasi apakah barang itu benar-benar dibutuhkan atau hanya hasil dorongan emosional sesaat. Dalam banyak kasus, setelah jeda waktu, keinginan membeli akan berkurang.

5. Simpan dana darurat di tempat terpisah

ilustrasi menyisihkan dana darurat (freepik.com/freepik)
ilustrasi menyisihkan dana darurat (freepik.com/freepik)

Salah satu alasan panic buying bisa menggerus keuangan adalah karena dana darurat biasanya ikut terpakai. Solusinya, simpan dana darurat di rekening terpisah atau instrumen keuangan yang likuid, tapi tidak bisa diambil sewaktu-waktu.

Cara semacam ini akan membantumu mengerem keinginan untuk belanja karena panik. Dengan begitu, tabungan atau dana darurat bisa aman dari perilaku panic buying.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us