Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cek Fakta: Luhut Klaim Kualitas Udara di Jakarta Membaik, Benarkah?

IMG_7272.jpeg
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. Dok Fortune Indonesia
Intinya sih...
  • Indikator kualitas udara berdasarkan AQI menunjukkan angka 162, dikategorikan sebagai "tidak sehat" (unhealthy) dan berisiko bagi kesehatan manusia.
  • Berdasarkan ISPU KLHK, kualitas udara di Jakarta mencapai 122, yang masih tergolong dalam kategori tidak sehat yang bersifat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.
  • Data terbaru dari IQAir dan ISPU KLHK menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta pada Rabu, 24 September 2025, masih tergolong tidak sehat meskipun ada klaim perbaikan sebelumnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kualitas udara di Jakarta sudah menunjukkan perbaikan. Hal itu dikatakan saat talkshow Jakarta Running Festival 2025 di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/9/2025).

“Saya senang, Pak Gubernur. Juga kami sudah cek mengenai polusi udara di Jakarta. Sekarang ini membaik,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) tersebut.

Luhut menuturkan,, kualitas Udara di Jakarta membaik karena Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) pada kisaran angka 100. Sementara sebelum Pramono menjabat Gubernur Jakarta, AQI di Jakarta di kisaran 150-200. Angka ini tergolong tidak sehat.

"Indeksnya yang waktu Pak Gubernur masih di Kabinet itu hampir 200-150," ujar Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN.

Namun, benarkah kualitas udara di Jakarta benar-benar membaik?

1. Indikator kualitas udara berdasarkan AQI

ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Berdasarkan data terbaru dari AQI, kualitas udara di wilayah DKI Jakarta pada Kamis (25/9/2025), justru menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Tingkat AQI tercatat berada di angka 162, yang secara internasional dikategorikan sebagai "tidak sehat" (unhealthy).

Dengan kategori ini, semua orang bisa mulai mengalami efek kesehatan dengan masalah pernapasan atau penyakit jantung, berisiko. Indeks ini menunjukkan konsentrasi polutan udara dengan angka yang berada dalam kisaran kategori kualitas udara.

Dalam setiap kategori dan rentang angka, risiko kesehatan yang meningkat terkait dengan peningkatan konsentrasi polutan udara diidentifikasi. Indeks kualitas udara berkisar antara 0 hingga 500, meskipun kualitas udara dapat diindeks lebih dari 500 jika terdapat tingkat polusi udara yang lebih tinggi. Kualitas udara yang baik berkisar antara 0 hingga 50, sedangkan pengukuran di atas 300 dianggap berbahaya.

IQAir AirVisual Pembacaan AQI platform didasarkan pada Standar Kualitas Udara Ambien Nasional (NAAQS) dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) untuk menghitung AQI dan untuk mengaitkan warna kode.4,5 AirVisual Monitor kualitas udara seri mengukur tingkat PM2.5, PM1, PM10, dan karbon dioksida serta menggunakan PM2.5, atau materi partikulat halus, untuk menentukan AQI.

2. Berdasarkan ISPU KLHK, kualitas udara di Jakarta capai 122

ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
ilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sementara itu, berdasarkan berdasarkan situs Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pukul 12.00 WIB hari ini, indeks kualitas udara di DKI Jakarta sebesar 122.

Berdasarkan Permen LHK No. 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, ISPU pada rentang 0-50 memiliki kualitas udara baik, rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan rentang 101-200 kualitas udara tidak sehat yang bersifat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Berikutnya, kualitas udara sangat tidak sehat pada rentang 201-300 dapat meningkatkan risiko kesehatan pada kelompok sensitif. Sementara, kualitas udara berbahaya pada rentang lebih dari 300 dapat merugikan kesehatan secara serius dan perlu penanganan cepat.

3. Kualitas udara di Jakarta tidak sehat

ilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
ilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Meski sempat diklaim kualitas udara di Jakarta telah mengalami perbaikan, data terbaru justru menunjukkan kondisi sebaliknya. Berdasarkan pemantauan dari dua sumber resmi, yaitu IQAir dan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), udara Jakarta pada Rabu, 24 September 2025, masih tergolong tidak sehat.

Meskipun terdapat sedikit perbedaan angka antara kedua sistem pemantauan tersebut, keduanya secara tegas menunjukkan kualitas udara Jakarta masih jauh dari kategori aman atau sehat. Dan ternyata berdasarkan data tersebut, kualitas udara di Jakarta belum menunjukkan perbaikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in News

See More

Lahan Pemprov DKI Jadi Parkir Ilegal 31 Tahun, Pramono Akan Telusuri

25 Sep 2025, 14:23 WIBNews