Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Proyeksi Citi: The Fed tak akan turunkan suku bunga hingga pertengahan tahun ini, penurunan akan dilakukan bertahap hingga akhir tahun.
  • Citi memproyeksikan penurunan suku bunga the Fed terjadi empat kali hingga 100 basis poin hingga akhir tahun ini.

Jakarta, IDN Times - Citi Indonesia memproyeksikan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) belum akan menurunkan suku bunga setidaknya hingga pertengahan tahun ini. Selain itu, penurunan suku bunga the Fed juga akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun ini.

"Kami berpandangan bahwa ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga the Fed akan secara bertahap, akan konvergen dengan proyeksi Citi, di mana kami ekspektasikan penurunan suku bunga the Fed akan mulai terjadi di bulan Juli (2024)," kata Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

1. Penurunan suku bunga the Fed diperkirakan terjadi 4 kali

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, Helmi juga memproyeksikan penurunan suku bunga the Fed bakal terjadi selama lebih dari sekali hingga akhir tahun ini.

"Sementara konsensus pasar sekarang penurunan the Fed di sekitar dua tahun ini 50 basis poin. Citi ekspektasi penurunan suku bunga the Fed terjadi empat kali hingga 100 basis poin," ujar dia.

2. Bank Indonesia juga akan turunkan suku bunga

RDG BI (IDN Times/Triyan)

Lebih lanjut Helmi menyampaikan terkait proyeksi suku bunga dalam negeri. Helmi mengatakan, penurunan suku bunga the Fed kemungkinan besar akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI).

"Kami perkirakan siklus penurunan suku bunga dalam negeri terkait erat dengan penurunan suku bunga the Fed. Perkiraan kami kalau the Fed menurunkan suku bunga di kuartal-III membuka peluang BI rate akan turun," tutur Helmi.

3. BI telah menaikkan suku bunga acuan

Gubernur BI, Perry Warjiyo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, bank sentral Indonesia memutuskan menahan suku bunga pada RDG BI 21-22 Mei 2024 di level 6,25 persen setelah mengereknya pada bulan lalu sebesar 25 persen. Kenaikan tersebut bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah. Adapun BI sudah menahan suku bunga acuan selama 5 bulan berturut-turut.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen dan suku bunga deposit facility sebesar 5,50 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7,00 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Rabu (22/5).

Perry mengatakan, keputusan menahan suku bunga acuan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability, yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025. 

"Termasuk efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah. Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Perry. 

Editorial Team