Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Dampak Ekonomi dari Budaya FOMO di Kalangan Anak Muda 

Ilustrasi dua wanita bermain handphone (pexels.com/Brett Sayles)

Budaya Fear of Missing Out atau FOMO kini makin terasa di kalangan anak muda. Setiap hari, media sosial dipenuhi dengan unggahan tentang gaya hidup, tren terbaru, hingga pencapaian orang lain. Hal ini bikin banyak orang merasa harus terus ikut agar gak merasa tertinggal.

Sayangnya, FOMO bukan cuma soal perasaan ketinggalan aja, tapi juga berdampak langsung ke kebiasaan dan keputusan ekonomi. Gaya hidup yang dipaksakan bisa bikin keuangan jadi berantakan. Mulai dari belanja impulsif sampai investasi asal-asalan, semua itu bisa muncul karena tekanan FOMO yang gak disadari.

1. Belanja impulsif

ilustrasi wanita berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu dampak paling nyata dari FOMO adalah kebiasaan belanja tanpa pikir panjang. Saat lihat orang lain beli barang baru, sering kali rasa ingin ikut-ikutan langsung muncul. Walau sebenarnya gak butuh, tetap aja akhirnya dibeli demi terlihat up to date.

Masalahnya, belanja impulsif ini sering bikin dompet jadi korban. Tanpa perencanaan, pengeluaran jadi gak terkontrol dan bikin anggaran bulanan berantakan. Lama-lama, ini bisa menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar.

2. Gaya hidup konsumtif

Pria laki-laki menyilangkan tangan (pexels.com/Monstera Production)

Banyak anak muda jadi merasa harus tampil mewah atau ikut tren terbaru demi pengakuan sosial. Dari kopi kekinian sampai liburan ke tempat hits, semuanya dijadikan standar baru. Padahal belum tentu kondisi keuangan sejalan dengan gaya hidup yang dijalani.

Budaya konsumtif ini bisa jadi beban yang bikin tekanan mental juga makin tinggi. Terlihat keren di luar, tapi penuh kecemasan di dalam karena takut gak bisa mempertahankan gaya hidup. Lama-lama, ini bisa bikin kualitas hidup menurun karena fokus hidup hanya tertuju pada citra luar.

3. Investasi tanpa ilmu

ilustrasi bitcoin emas (pexels.com/Worldspectrum)

FOMO juga masuk ke dunia investasi. Banyak yang ikut-ikutan beli aset digital atau saham hanya karena takut ketinggalan cuan. Sayangnya, keputusan ini sering kali diambil tanpa pemahaman yang cukup.

Investasi harusnya jadi cara membangun masa depan, tapi karena FOMO, justru bisa jadi sumber kerugian. Ketika keputusan diambil karena emosi dan bukan logika, maka risiko rugi jadi jauh lebih besar. Ini bahaya yang sering gak disadari sampai semuanya terlambat.

4. Utang konsumtif

ilustrasi uang dan handphone (pexels.com/Photo Source: Kaboompics.com)

Demi bisa ikut gaya hidup orang lain, sebagian orang rela berutang. Mulai dari cicilan paylater sampai pinjaman online, semua dilakukan asal bisa terlihat setara. Tapi kenyataannya, utang konsumtif ini justru jadi beban baru yang menghantui tiap bulan.

Utang yang terus menumpuk bisa bikin keuangan jadi makin kacau. Gak cuma berdampak ke dompet, tapi juga ke kesehatan mental. Ketika hidup dibayangi tagihan, sulit rasanya menikmati hasil kerja keras sendiri.

Budaya FOMO di kalangan anak muda ternyata membawa dampak ekonomi yang cukup signifikan. Mulai dari belanja impulsif, gaya hidup konsumtif, investasi tanpa pengetahuan, hingga utang yang menumpuk, semuanya bisa muncul karena rasa takut tertinggal tren. Karena itu, penting banget untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial, bukan karena ikut-ikutan, tapi karena sadar akan kebutuhan dan kemampuan diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us