Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dana Asing Masuk Indonesia Tembus Rp8,5 Triliun dalam Sepekan

Ilustrasi uang (pixabay.com/mAKLAY62)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat dana asing sebesar Rp8,51 triliun mengalir ke pasar keuangan Indonesia selama sepekan ini, periode 29 Januari hingga 1 Februari 2024.

"Berdasarkan data transaksi 29 Januari-1 Februari 2024, nonresiden (asing) di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp8,51 triliun," kata Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (3/2/2024).

Beli neto adalah selisih antara jumlah pembelian dan penjualan suatu aset atau instrumen keuangan dalam suatu periode waktu tertentu.

Terkait hal di atas, beli neto Rp8,51 triliun menunjukkan bahwa asing lebih banyak membeli daripada menjual di pasar keuangan Indonesia.

1. Investor asing paling banyak beli instrumen surat berharga

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam data transaksi yang dicatat oleh BI, pembelian bersih terbesar dilakukan oleh nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,51 triliun.

Kemudian, pembelian bersih pada pasar saham mencapai Rp2,46 triliun, disusul oleh pembelian di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp540 miliar.

2. Indonesia masih kebanjiran dana asing di pasar SBN sejak awal tahun

ilustrasi uang dolar (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Sejak awal tahun hingga hingga 1 Februari 2024, entitas asing membeli lebih banyak aset keuangan daripada yang mereka menjual, yakni beli neto sebesar Rp30,7 triliun.

Mereka membeli Rp0,49 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), Rp8,75 triliun di pasar saham, dan Rp21,46 triliun di Surat Berharga Republik Indonesia (SRBI).

3. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan akan tetap dijaga

Sejarah Bank Indonesia (ah-studio.com)

Pada 1 Februari 2024, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk jangka waktu 5 tahun berada di angka 75,15 basis poin (bps), dan ini hampir sama atau stabil jika dibandingkan dengan 26 Januari 2024 yang sebesar 75,12 bps. Premi CDS adalah indikator risiko kredit atau kemungkinan gagal bayar.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Erwin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us