Danantara Bantu Proyek CATL yang Sempat Terkendala Dana

- Danantara menggantikan peran IBC dalam proyek kerja sama dengan CATL, dengan kepemilikan saham 51% oleh Antam dan BPI Danantara.
- CATL akan mengembangkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia senilai 6 miliar dolar AS, mencakup seluruh rantai produksi.
- Proyek ekosistem baterai EV oleh CATL memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di industri kendaraan listrik global.
Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan Danantara mengambil alih posisi Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam proyek kerja sama dengan CATL.
Dia menyebut kepemilikan saham di sektor hulu tambang nikel sebesar 51 persen dikuasai oleh Antam bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
"Alhamdulillah, Danantara juga masuk yang tadinya diambil oleh IBC tapi sudah diinjeksi oleh Danantara dan pemegang saham hulu di mining. Di miningnya 51 persen oleh Antam, Danantara juga," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
1. Proyek bersama CATL menelan biaya 6 miliar dolar

Bahlil menyampaikan perusahaan asal China itu akan mengembangkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 6 miliar dolar AS.
Proyek tersebut mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari penambangan nikel, pengolahan High Pressure Acid Leach (HPAL), pembangunan smelter, produksi prekursor dan katoda, pembuatan sel baterai, hingga fasilitas daur ulang.
"CATL itu proyeknya 6 miliar dolar AS, itu mulai dari mining, HPAL, smelter, prekursor, katoda, baterai sel sampai recycle-nya. Ini adalah ekosistem baterai yang pertama di dunia yang dulu sebenarnya sudah kita bawa ini sejak 2022," ujarnya.
2. Proyek CATL sempat terkendala pendanaan

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani menyatakan proyek ekosistem baterai EV oleh CATL, sempat mengalami kendala pendanaan.
"Memang kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan tapi sejak ada Danantara ini pendanaan ini kita yang membantu," sebutnya.
Menurutnya, proyek tersebut memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam sektor hilirisasi nikel, yang merupakan keunggulan kompetitif nasional.
3. RI dorong hilirisasi baterai EV lewat 2 konsorsium

Pemerintah mengandalkan dua konsorsium besar, Huayou dan CATL, untuk membangun ekosistem baterai EV terintegrasi dari hulu hingga hilir. Tujuannya untuk memperkuat posisi Indonesia di industri kendaraan listrik global.
"Jadi dengan ini the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya ini akan terjadi di dalam satu, kita bilangnya green package. Atau satu ekosistem dari baik yang deal yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” tutur Rosan.