Diincar Investor, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Melesat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Indonesia dinilai masih merupakan tujuan utama investasi asing. Hal itu dikemukakan dalam konferensi yang digelar PT. UBS Sekuritas Indonesia (UBS) pada Selasa (5/2) di Tanjong Rasamala Room, Mandarin Oriental Hotel, Jakarta.
“Inilah mengapa kami mengumpulkan para ahli internasional dan lokal terkemuka untuk memberikan para klien kami wawasan terbaru,” papar Country Head UBS Indonesia, Head of Research UBS Indonesia Joshua Tanja.
Dalam konferensi ini, pembicara dari UBS berbagi pandangan mengenai prospek ekonomi makro, ekuitas, dan investasi perbankan di Indonesia dan ASEAN selama 2019.
1. Membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tren baru dan perkembangan teknologi
Para ahli berbagi pandangan ekonomi dalam UBS Indonesia Conference 2019. Konferensi ini digelar terkait momentum pertumbuhan pada infrastruktur dan konsumen, serta peningkatan teknologi internet di Indonesia.
"Konferensi ini fokus pada perdebatan dan tren yang muncul pada bidang utama dalam ekonomi, yakni infrastruktur, konsumen, dan ekonomi digital."
2. UBS memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto riil tahun ini 5 persen
Sebagai rumah ekuitas terkemuka di Indonesia, UBS memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil 5% pada 2019 sebagai bentuk konsistensi yang dilihat dalam ekonomi yang stabil. Selain itu juga UBS mengaku memiliki peran positif pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2019.
“Kami memperkirakan defisit neraca berjalan menyempit, jadi 2,6% dari PDB pada 2019 dari 3% pada 2018. Ini berarti Indonesia tidak terlalu terpengaruh terhadap pengetatan kondisi pasar keuangan global,” pungkas Executive Director dan Senior Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) Economist, UBS Investment Bank, Edward Teather.
Editor’s picks
3. Semakin positif nilai rupiah, semakin positif pasar ekuitas
Berbicara mengenai pengaruh bagi pasar ekuitas, Joshua Tanja mengatakan, “harga minyak yang rendah, bagus untuk Indonesia. Namun harga yang tinggi, tidak baik untuk Indonesia. Begitu juga dengan rupiah. Semakin positif rupiah, semakin positif untuk pasar ekuitas,” ujarnya.
4. UBS optimistis untuk pasar ekuitas
Ekonomi belakangan ini, khususnya di Indonesia mengalami penurunan. Namun masih ada celah optimistis untuk memajukan pasar ekuitas di Indonesia.
“Masih ada sikap optimisme terhadap pasar ekuitas, Indonesia masih sangat optimistis,” papar Head of Corporate Clients Solutions UBS Indonesia, Agung Prabowo.
5. Diharapkan dana lokal di ASEAN maju
UBS juga menyelenggarakan Trading Symposium ASEAN di Indonesia, sebagai bagian dari UBS Indonesia Conference ini. Di dalamnya terdapat berbagai macam ahli dari beberapa Negara, dan lokal untuk saling bertukar pandangan, strategi serta solusi di tengah perdagangan.
“Di UBS, kita harap dana lokal di ASEAN bisa maju dengan institusional investor,” kata Director Equities Indonesia, Jerry Sarmiento.