Diminta Jadi Penyedia Likuiditas Bursa, Ini Kata Bos Danantara

- BPI Danantara pertimbangkan menjadi penyedia likuiditas untuk pasar modal Indonesia
- Dividen BUMN baru masuk ke Danantara dan akan dialokasikan ke public market
- Investasi Qatar sebesar 2 miliar dolar AS akan digunakan untuk proyek bersama dengan Danantara
Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan bisa menjadi penyedia likuiditas atau liquidity provider untuk pasar modal Indonesia. Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir menyatakan hal tersebut masih dalam proses diskusi.
"Ini kan memang kita sedang diskusikan, pasti kan kalau pasar modal tuh ada dibagi dua, dari bond sama equity. Nanti tentu kita lihat lah hasil dari dividen kita parking di mana, bisa aja salah satunya di saham," ujar Pandu kepada awak media, dikutip Selasa (15//4/2025).
1. Dividen BUMN baru masuk Danantara akhir bulan

Pandu menambahkan, dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru masuk ke Danantara pada akhir April ini sehingga pengalokasian dana tersebut baru bisa dilakukan setelah itu. "Tentu yang paling cepat pertama ada di public market," katanya.
Namun, Pandu mengatakan kalau Danantara juga telah memiliki proyek-proyek lainnya.
2. Investasi dari Qatar

Salah satunya datang lewat investasi dari Qatar setelah Presiden Prabowo Subianto menerima komitmen investasi seusai bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Besaran investasi tersebut mencapai 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp33 triliun.
Investasi tersebut direncanakan untuk proyek bersama dengan Danantara. Adapun investasi itu bakal digunakan untuk membiayai sektor-sektor yang sejalan dengan fokus Kabinet Merah Putih.
Pandu mengatakan, dana investasi dari Qatar bisa digunakan untuk proyek ketahanan pangan, energi, pengolahan bahan mentah, hingga infrastruktur digital.
"Investasi sesuai buat Indonesia lah. Kalau temanya kita lihat tadi food security, energy security downstream, digital infrastructure. Hal-hal seperti itu, healthcare juga menurut saya bagus. Hospitality di Indonesia juga bagus," kata Pandu di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/4/2025).
3. Investasi harus ada transfer pengetahuan dan teknologi

Lebih lanjut Pandu menjelaskan, proses investasi yang diterima Danantara mesti memiliki aspek transfer pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, investasi yang masuk ke Indonesia bisa punya nilai tambah.
"Kita kan juga selalu investasi misalnya dengan partner-partner itu harus ada namanya transfer of knowledge, technology transfer Itu penting. Jadi bukan hanya 'oh saya buka pabrik hanya buat cap aja, habis itu jual lagi keluar.' Itu ga membawa nilai tambah," ujar Pandu.