Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

DPR Nilai Langkah Mendag Cabut Patokan Harga Gabah Sudah Tepat

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino. (YouTube/TV Parlemen)

Jakarta, IDN Times - Komisi VI DPR RI menilai tepat langka Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam mencabut larangan bagi Bulog untuk membeli gabah dari petani di harga patokan yang ditentukan.

Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino, dicabutnya larangan tersebut membuat Bulog boleh membeli gabah petani pada harga yang lebih tinggi.

“Di satu sisi ini akan meningkatkan kesejahteraan petani padi dan di sisi yang lain bisa mengurangi impor beras. Kesejahteraan petani diharapkan meningkat dan pemerintah tetap bisa mengendalikan inflasi beras dengan Bulog menjual berasnya pada harga subsidi," katanya dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan, Rabu (15/3/2023) kemarin.

1. Alasan Mendag mencabut patokan harga gabah

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. (Youtube.com/TV Parlemen)

Zulhas memaparkan, saat ini Bulog dan swasta bersaing dalam mendapatkan gabah di petani. Jadi, Bulog dalam mendapatkan gabah dan beras dari petani tidak mudah. Oleh karenanya, Bulog sekarang dibolehkan membeli gabah dengan harga lebih tinggi dari sebelumnya.

"Saya yang usul karena, kalau tidak Bulog bisa gak dapat-dapat," kata Zulhas.

Di sisi lain, kebijakan tersebut akan menguntungkan petani karena mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.

"Walaupun ada impor, beras petani sekarang gak dirugikan, karena harganya tetap bagus. Bulog bisa beli di atas harga yang ditentukan oleh pemerintah seperti Bapanas," tambahnya.

2. Komisi VI soroti kinerja neraca perdagangan

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatannya, Harris juga mengapresiasi Mendag karena berhasil membawa surplus perdagangan Indonesia mencapai 54,46 miliar dolar AS pada 2022. Sebab, itu adalah yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Dia merespons positif atas keberhasilan total ekspor Indonesia tahun 2022 yang mencapai 291,98 miliar dolar AS atau naik 26,07 persen dibandingkan tahun 2021.

“Kinerja perdagangan luar negeri di tahun 2023 juga mengalami surplus sebesar total 9,36 miliar dolar AS, di mana Januari 2023 surplus 3,88 miliar dolar AS dan Februari 2023 surplus sebesar 5,48 miliar dolar AS,” sebutnya.

3. Kinerja ekspor tahun ini perlu diwaspadai

Ilustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Anggota Komisi VI DPR RI itu mengingatkan agar Mendag tetap memwaspadai penurunan kinerja ekspor dari pasar-pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan China yang diprediksi banyak pihak.

“Maka pemerintah harus mulai mempersiapkan diri dengan membuka pasar-pasar non-tradisional seperti Afrika Barat, Afrika Utara dan Timur Tengah (Middle East and North Africa – MENA), Amerika Latin dan Mexico. Di pasar non-tradisional ini peranan pemerintah akan lebih dominan,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us