Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi harta (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Berawal dari coba-coba memberikan sambal secara gratis ke kerabatnya, ternyata Eatsambel kini bisa menjual hingga seribu botol dalam sehari.

CEO & Co-Founder Eatsambel, Yansen Gunawan, mengatakan setelah mendapat respons yang baik dari kerabatnya, dirinya baru percaya diri untuk menjual sambal secara online.

"Berawal dengan foto konten produk yang bagus, lalu saya mulai memasarkannya ke
media sosial seperti Instagram dan juga menaruhnya di marketplace," cerita Yansen, Rabu (22/7/2020).

Yansen mengatakan rata-rata harga Eatsambel dipatok Rp46 ribu. Sehingga jika dikalkulasi, dalam sehari dia bisa mendapat Rp23 juta-Rp46 Juta. Wow banget, kan?

1. Jeli melihat peluang

Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Yansen melihat peluang bahwa Indonesia dikenal dengan berbagai sajian kuliner khas dengan rasa dan unik. Salah satu makanan yang hampir tidak pernah ketinggalan disajikan adalah sambal. 

Apalagi orang Indonesia biasanya suka sambal rumahan yang baru saja diulek dan
dengan bahan-bahan segar. Inilah yang menarik minat Yansen untuk
membuat Eatsambel, sehingga para pecinta makanan pedas tidak perlu lagi repot-repot menyiapkan sendiri di dapur.

"Sambal itu seperti makanan yang sudah lama, tapi saya ingin memadukan cita rasa dengan perkembangan teknologi digital saat ini. Sehingga saya mau Eatsambel bisa hits dan terkenal di segala kalangan, dari anak muda hingga orangtua," ujarnya.

Dia mengatakan, hanyak orang Indonesia yang menggemari sambal, namun tidak semuanya bisa membuat sambal yang enak. Inilah yang membulatkan tekad Yansen untuk membuat sambal sesuai cita rasa orang Indonesia, dan membesarkan Eatsambel agar masyarakat Indonesia bisa tetap makan enak dalam kondisi apapun.

2. Harus melakukan riset untuk membuat cita rasa yang enak

Produk Sambel dari EatSambel (Dok. IDN Times/EatSambel)

Dia mengatakan setiap varian rasa yang dikeluarkan Eatsambel pun tidak sembarangan, tetapi melalui riset panjang untuk memastikan rasanya menjadi enak.

"Pembuatan setiap produknya pun tidak sembarangan, melalui banyak proses dan survei hingga hadirlah tiga varian rasa," ujar dia.

3. Branding produk dan inovasi penting dilakukan ya!

Produk Sambel dari EatSambel (Dok. IDN Times/EatSambel)

Yansen meyakini dalam bisnis kuliner, yang dibutuhkan bukan hanya rasa yang enak, melainkan juga branding produk itu sendiri. Untuk itu, ia pun memanfaatkan platform
online untuk mendukung bisnisnya dan menjangkau minat konsumen terutama di masa pandemik COVID-19.

Eatsambel juga memberikan promosi dan potongan harga untuk mendukung
masyarakat Indonesia, yang tengah menjalani banyak kegiatan di rumah di saat pandemik. Alhasil, Eatsambel pun tetap bertahan di antara bisnis kuliner lain yang berguguran.

"Kami melakukan promosi dan tetap produksi karena saya yakin bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia yang tertekan dengan di rumah saja tanpa bisa bepergian, makan di luar, sehingga Eatsambel harus tetap siap menemani mereka," katanya.

Editorial Team