Ganjar: BUMN Tidak Boleh Punya Cucu-Cicit!

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menegaskan, bakal melarang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki cucu hingga cicit. Kondisi ini pun berpotensi memonopoli pasar usaha, sehingga dampaknya menutup peran swasta di bidang usaha terkait.
Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin, Juan Permata Adoe berkaitan dengan pemberian hak monopoli kepada BUMN atas penugasan pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
"Kalau ditanya, BUMN kamu boleh punya anak perusahaan tapi tidak boleh punya cucu, cicit. Jadi tadi soal monopoli, saya mencoba memahami memutar otak saya, ini kayaknya BUMN punya anak, cucu, cicit, sampai banyak, sampai swasta tidak punya peran," kata Ganjar dalam Dialog Ganjar Pranowo bersama Kadin, Kamis (11/1/2024).
1. BUMN sebagai perpanjangan tangan pemerintah fasilitasi berbagai proyek

Menurutnya perusahaan pelat merah (BUMN) mempunyai peran sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam memfasilitasi berbagai proyek.
“BUMN itu pionir. Ini seperti stimulan saja. Kalau sudah, kita lepas. Kan sebenarnya negara enggak mencari uang, toh? (Tugas BUMN) memfasilitasi negara itu,” kata Ganjar.
2. BUMN jalankan tugas negara tidak mencari uang

Ganjar mengatakan, pada prinsipnya BUMN menjalankan tugas negara tidak mencari uang, namun memberikan fasilitas kepada pelaku usaha dalam menjalankan bisnis.
Lebih lanjut, Ganjar juga menjelaskan bahwa pengerjaan proyek oleh BUMN dan swasta harus dibagi porsinya.
“Rasa kemanusiaannya itu, kalau dalam bahasa Jawa ojo ngono (jangan begitu), dibagi kalau bisa swasta muncul, BUMN tidak kita perlukan lagi, ya iya dong," ucapnya.
3. Ganjar minta BUMN bayar tunggakan ke swasta

Ganjar juga sempat menyoroti perusahaan pelat merah yang belum membayarkan kewajiban utangnya terhadap mitra usaha.
“Hari ini saya kumpulin data, berapa kemudian supplier itu mitra-mitra yang tidak terbayar. Malu dong, kalau kita punya perusahaan pelat merah BUMN sangat besar bagi perekonomian Indonesia, jauh sebelum swasta eksis. Sehingga setelah distimulasi negara melalui BUMN, swasta bisa turut serta berbisnis," ujarnya.
"Jadi kami dalam government betul-betul mengelola, pemerintah me-manage dan menstimulasi agar itu tumbuh," tambah Ganjar.