Indonesia-Arab Buka Peluang Kerja Sama Garap Mineral Kritis

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal membahas kerja sama bilateral dengan Arab Saudi, termasuk peluang kolaborasi di sektor tambang mineral kritis.
Dia mengungkapkan salah satu topik utama yang akan dibahas ialah potensi kerja sama dalam pengelolaan dan pengembangan mineral kritis yang dibutuhkan kedua negara.
"Sekedar bocoran salah satu di antaranya adalah kritikal mineral. Ya tambang-tambang yang kritikal mineral," kata Bahlil di Jakarta, dikutip Rabu (16/4/2025).
1. Pertemuan akan dilakukan pekan ini

Bahlil menyebut pertemuan dengan Menteri ESDM Arab Saudi dijadwalkan berlangsung pada pekan ini, meski doa belum memastikan tanggal pastinya. Pertemuan tersebut untuk membahas berbagai peluang kerja sama strategis.
"Ya memang ada agenda Menteri ESDM-nya Arab Saudi itu ketemu sama saya di minggu-minggu ini," ujar mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.
2. Indonesia terbuka dengan negara manapun

Saat ditanya mengenai kelanjutan kesepakatan mineral kritis dengan Amerika Serikat, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Dia menuturkan, Indonesia terbuka menjalin kerja sama dengan negara mana pun, selama kolaborasi tersebut memberikan manfaat nyata bagi kepentingan nasional.
"Negara siapa pun yang mau melakukan kerja sama dengan Indonesia, monggo (silakan). Termasuk Amerika, China, Arab, Korea, monggo. Tidak ada masalah. Selama saling menguntungkan," tambahnya.
3. Indonesia juga buka peluang dengan Kanada

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sepakat memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Kanada, termasuk dalam pengelolaan mineral kritis.
Kesepakatan itu ditegaskan melalui penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) yang mencakup dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi hijau dan keberlanjutan.
Kedua negara berkomitmen mendorong investasi dan kerja sama di sektor mineral kritis guna mendukung transisi energi serta target net zero emission Indonesia pada 2060.