Inilah Penampakan Bekas Tambang Grasberg PT Freeport, Mulai Hijau!

- PT Freeport Indonesia melakukan reklamasi di area bekas tambang Grasberg.
- Reklamasi mencakup wilayah 920 hektar, dengan 570 hektar sudah direklamasi.
- Kemunculan hewan endemik New Guinea Singing Dog menandakan keberhasilan reklamasi.
Tembagapura, IDN Times - PT Freeport Indonesia terus melakukan upaya penghijauan kembali di area bekas tambang terbuka Grasberg. FYI, tambang tersebut sudah ditutup pada awal 2020, sehingga sudah tidak ada lagi aktvitas penambangan.
Pasca penutupan, PT Freeport Indonesia melakukan proses reklamasi di kawasan tersebut. Dan, hasilnya kini area tersebut telah mulai tumbuh bermacam jenis tanaman seperti rumput, lumut, edelweiss, hingga pakis yang menjadi vegetasi asli area tersebut sebelum kawasan tersebut dieksplorasi sebagai area tambang.
1. Wilayah reklamasi mencapai 920-an hektare

Manager Grasberg PT Freeport Indonesia, Sena Indra Wiraguna, mengatakan wilayah reklamasi atau revegetasi total di Grasberg mencapai 920-an hektare. Saat ini pihaknya sudah melakukan reklamasi hingga mencapai 570 hektare.
“Tahun ini kita sudah melakukan reklamasi seluas 64 hektare. Tahun depan, akan diperluas dengan target 35 hektare. Rencana reklamasi berakhir di 2026 yakni 35 hektare juga. Lalu kita ajukan lagi reklamasi untuk lima tahun ke depan,” ujar Sena saat ditemui di area tambang Grasberg, Tembagapura, Papua, Selasa (10/12/2024).
2. Jenis tanaman asli sudah mulai tumbuh

Sena juga menjelaskan jenis rumput yang ditanam di area tersebut adalah rumput endemik Deschampsia klossii, yang merupakan vegetasi asli di wilayah pegunungan itu. Menurut Sena, memang jenis vegetasi yang bisa tumbuh di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) bukanlah jenis pepohonan yang tinggi. Sekadar info, Grasberg memiliki ketinggian 4.285 mdpl.
“Kalau di atas ketinggian 4.000-an memang jenisnya rerumputan, kalau menanam tanaman yang belum pernah tumbuh di sini malah bisa merusak vegetasi aslinya,” kata Sena.
3. Kemunculan hewan endemik

Hal unik terjadi saat IDN Times melakukan kunjungan ke sana dan melihat secara langsung kemunculan hewan endemik yang sudah langka, New Guinea Singing Dog. Menurut Sena, kemunculan jenis anjing tersebut menandakan bahwa reklamasi yang dilakukan PT Freeport Indonesia sudah menuai hasil.
Ia juga menerangkan, New Guinea Singing Dog merupakan predator puncak di wilayah tersebut, yang artinya rantai makanan di wilayah itu sudah mulai terbentuk. "Keberadaan Singing Dog itu merupakan penanda bahwa ekologi di Grasberg sudah dalam kualitas yang baik," kata Sena.
Sekadar informasi, New Guinea Singing Dog jenis anjing yang ada di dataran tinggi Papua dan Papua Nugini. Mereka tidak menyalak seperti anjing pada umumnya, namun melolong layaknya seekor serigala, maka dari itu dinamakan Singing Dog.